Catat! Inilah Atraksi Seni Budaya Khas Suku Osing Banyuwangi Siap Sambut Wisatawan di Libur Lebaran

by -526 Views
Wartawan: Teguh Prayitno
Editor: Herry W Sulaksono
iklan aston

Banyuwangi, seblang.com – Libur lebaran sudah di depan mata. Pemerintah pun sudah menetapkan tanggal cuti bersama Lebaran 2023 mulai tanggal 19 – 25  April. Nah, libur lebaran tahun ini kamu sudah punya agenda belum? Kalau masih bingung, melancong saja ke Banyuwangi, Jawa Timur.

Selain memiliki banyak destinasi wisata alam yang indah, Masyarakat Suku Osing Banyuwangi juga memiliki tradisi unik yang digelar pada bulan syawal atau masih dalam suasana lebaran.

iklan aston

Ainur Rofiq Kabid Pemasaran Pariwisata Disbudpar Banyuwangi mengatakan, banyaknya atraksi seni budaya yang telah menjadi tradisi turun temurun masyarakat Suku Osing ini dikemas oleh Pemkab Banyuwangi dalam Festival Banyuwangi Tradisional Ritual, pada Minggu (23/4/2023).

“Dalam Festival ini akan dibuka secara simbolis oleh Bupati Banyuwangi saat pelaksanaan ritual Ider Bumi di Kemiren,” ujar Ainur Rofiq.

Dijamin atraksi Seni Budaya yang disuguhkan pasti seru dan akan mewarnai liburanmu. Wah apa saja ya?

1. Barong Ider Bumi

Masyarakat Desa Kemiren, Kecamatam Glagah, Kabupaten Banyuwangi menggelar ritual Barong Ider Bumi di hari kedua Lebaran. Tradisi yang sudah berusia ratusan tahun tersebut bertujuan untuk “membersihkan” kampung agar terhindar dari bala bencana.

Oya, perlu kamu tahu nih, barong dipercaya oleh masyarakat Desa Kemiren sebagai makhluk mitologi penjaga desa. Barong yang memiliki sayap akan diarak oleh warga Desa Kemiren menggunakan baju adat Osing yang dominan berwarna hitam.

Sepanjang jalan, tokoh adat masyarakat Using menebarkan uang koin yang dicampur dengan bunga dan beras kuning. Nha, karena acara ini sangat meriah, banyak sekali turis yang datang untuk menyaksikan Barong Ider Bumi.

2. Seblang Olehsari

Nah, kalau tradisi yang satu ini digelar setahun sekali selama tujuh hari berturut-turut pada bulan Syawal. Biasanya Seblang Olehsari dimulai pada tanggal 3 atau 4 Syawal atau menunggu petunjuk lelulur desa Olehsari yang disampaikan lewat warga yang kesurupan.

Tradisi ini berbetuk sebuah tarian magis yang dilakukan oleh penari terpilih yang masih gadis. Tarian dimulai selepas asar dan ditarikan oleh penari dalam keadaan nggak sadarkan diri hingga berakhir sebelum magrib.

Pada hari ketujuh, penari akan diarak keliling Desa Olehsari Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi. Yang menarik, pada Seblang Olehsari, penari akan melempar selendang kepada penonton untuk diajak menari bersama-sama.

3. Puter Kayun

Tradisi Puter Kayun ini diikuti oleh ribuan warga Kelurahan Boyolangu Kecamatan Giri setiap tanggal 10 Syawal. Tradisi tersebut digelar untuk mengenang Buyut Jakso, leluhur desa yang telah membuka jalan di Pantai Watu Dodol.

Mereka akan mengendarai dokar dari kampung mereka di Boyolangu menuju Pantai watu Dodol yang berjarak sekitar 15 kilometer.

Masyarakat yang nggak terangkut dokar akan mengendarai kendaraan pribadi mulai sepeda motor, mobil, pick up, hingga truk menuju Pantai Watu Dodol. Di tepi pantai mereka akan menghabiskan bekal makanan yang sengaja dibawa bersama dengan keluarga dan kerabat mereka.

4. Kebo-keboan Boyolangu

Kebo-keboan di Boyolangu, Kecamatan Giri, Banyuwangi ini berbeda dengan Kebo-keboan di Alas Malang Singojuruh dan Aliyan Rogojampi yang digelar setiap bulan Suro atau Muharram.

Di Boyolangu, tradisi Kebo-keboan dilaksanakan setiap tanggal 9 Syawal atau merupakan rangkaian dari adat puter kayun yang akan dilakukan pada tanggal 10 syawal atau lebaran ke sepuluh.

Pemerannya pun hanya menggunakan kepala kerbau buatan. Kebo-keboan juga dilengkapi dengan alat bajak dan pecut di belakangnya, lalu diarak keliling Kelurahan Boyolongu.

Uniknya dalam tradisi Keboan juga diwarnai aksi perang air diantara penonton. Tak jarang warga yang menyaksikan adat tersebut basah kuyub. Tradisi ini sebagai wujud syukur Masyarakat Suku Osing Boyolangu atas panen yang melimpah sekaligus tolak balak.

Gimana? Libur lebaran kali ini sepertinya wajib ke Banyuwangi ya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.