Banyuwangi, seblang.com – Salah satu dampak terberat yang dirasakan oleh para pelatih bolabasket pasca pandemi Covid 19 di dunia termasuk di Indonesia adalah perubahan cara berpikir saat seorang pelatih bekerjasama dalam mendidik anak-anak dalam era pandemi.
Menurut Wahyu Budi Santoso, Trainer / Penatar Pelatih Bola Basket Pengprov Perbasi Jawa Timur (Jatim), sekitar dua tahun anak-anak bisa dikatakan tidak melakukan kegiatan fisik dan lebih banyak menghabiskan waktu di depan laptop atau smartphone untuk mengikuti berbagai kegiatan yang dilaksanakan secara online. Sehingga tidak berhadapan langsung dengan pelatih maupun guru olahraganya.
“Dari sisi pelatih ketika menghadapi situasi yang ada diharapkan mampu melakukan pendekatan personal dengan menelpon dan melakukan chat mereka. Jadi ada pembiasaan baru yang mungkin sebelumnya sudah dilakukan tetapi tidak konsisten. Sehingga menjadi kewjiban untuk menanyakan khabarnya, apa yang dilakukan, program fisik apa yang sudah dilakukan dan lain sebagainya,” jelas Budi di GOR Sahabat Banyuwangi.
Setelah Covid 19 melandai dan mulai ada program tatap muka di lapangan saat latihan terasa sekali dampak yang terjadi saat mulai membangunan kedisiplinan pemain. Setelah sekitar dua tahun tidak melakukan kebiasaan-kebiasaan yang sebelumnya dilakukan untuk membangun rasa disiplin, semua serasa kembali dari awal, imbuh dia.
“Seorang pelatih harus mengingatkan kembali atau meriview para pemain atas kebiasaan yang sudah biasa dilakukan dan sangat terasa prosesnya tidak mudah dan butuh waktu. Sehingga tantangan pada mind set dan pembiasaan,” tambahnya.