Banyuwangi, seblang.com – Tim nasional (Timnas) sepakbola Indonesia pada dasarnya memiliki kualitas pemain yang mampu bersaing di level Asia, namun ada kendala non teknis yang mengakibatkan Indonesia belum berhasil meraih predikat juara satu di level Asia Tenggara.
Agar program pembinaan dan peningkatan prestasi sepakbola nasional bisa berjalan baik dan maju maka dibutuhkan figur ketua umum PSSI yang ikhlas berani dan mampu mengurai benang kusut yang terjadi di dunia sepakbola Indonesia saat ini.
Menurut Penasehat Paguyuban Supporter Laros Jenggirat (PSLJ) Banyuwangi Achmad Mustain, dengan adanya rencana untuk menggelar Konggres Luar Biasa (KLB) PSSI tahun ini setidaknya ada 3 (tiga) kelompok pemilik hak suara (Voters).
“Saat ini pemilik hak suara pemilihan ketua umum PSSI paling tidak ada 3 (tiga) kelompok, yaitu; kelompok yang mendukung ketua umum yang ada saat ini, kelompok yang menginginkan perombakan total dan kelompok yang netral atau kelompok yang belum menentukan pilihan,” jelas pria yang akrab disapa Tain Laros itu di rumahnya pada Senin (23/01/2023).
Mantan pemain Persewangi Banyuwangi itu menuturkan figur ketua umum PSSI mendatang selain memenuhi persyaratan yang ditetapkan juga diharapkan sosok yang berani berhadapan dengan para pemilik klub, perangkat pertandingan dan stake holder terkait lain yang selama ini disinyalir tidak menjalakan aturan main FIFA dengan benar.
“Tanggapan saya terhadap figur Ketum PSSI mendatang berani apa tidak melakukan perombakan total pembinaan sepakbola Indonesia. Selanjutnya dengan keberanian yang dimiliki mampu apa tidak figur itu menghadapi para pelaku sepakbola yang selama ini menikmati dan mendapatkan manfaat dari kondisi yang ada,” tambahnya.
Tain Laros mencontohkan sebelum memutar kompetisi resmi,PSSI sebaiknya secara profesional dan transparan dalam melakukan verifikasi persyaratan yang dipenuhi oleh klub mulai legalitas, supporting, sumber dana dan persyaratan lain sesuai aturan FIFA. Sehingga tidak terjadi lagi kasus dugaan pengaturan skore atau tindak kecurangan, klub yang tidak bisa membayar gaji pemain dan lain sebagainya.
Tain menambahkan ibarat sebuah bangunan sepakbola nasional saat ini kondisi hancur dan rusak parah. Hal tersebut terjadi karena disinyalir proses awal pemilihan Ketum PSSI yang tidak benar.
“Apabila awalnya sudah salah tunggu saja masalah yang terjadi pertama, kedua dan seterusnya sampai masa baktinya berakhir. Makanya kami yang ada di ujung timur Pulau Jawa berharap figur Ketum PSSI mendatang adalah sosok yang ikhlas, berani dan mampu merombak kondisi yang ada serta menjadikan sepakbola nasional yang lebih baik maju dan mampu bersaing di level dunia,” pungkas Tain Laros.//////