Banyuwangi, seblang.com – Menindak lanjuti launching program Si Bocah Tangguh Bencana (Si Bona), Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Banyuwangi H Mujiono, mengharapkan tidak hanya seremonial tetapi perlu dilanjutkan dengan kegiatan riil di lapangan.
Menurut H. Mujiono, tantangan yang cukup berat bagi Banyuwangi terkait banyaknya potensi bencana mulai dari tsunami, gempa bumi, banjir, tanah longsor, likuifaksi dan lain sebagainya.
Dalam Program Si Bona, BPBD Banyuwangi bisa berkolaborasi dengan dinas instansi lain terutama dinas pendidikan. Mulai TK, SD sampai dengan SMA harus memiliki pengetahuan tentang kebencanaan supaya memiliki ketangguhan saat terjadi bencana, imbuhnya.
“Harapan kami ada timeline, harus ada program-program yang dilakukan terkait dengan edukasi. Tidak kalah penting dengan sarana prasarana (sarpras) juga harus dilengkapi. Kalau edukasi ada tetapi Sarprasnya tidak ada kurang sempurna,” jelas H Muji.
Lebih lanjut penghobi olahraga bulutangkis itu menuturkan pihaknya meminta program edukasi disesuaikan dengan potensi bencana yang ada di wilayahnya.
Selain program Si Bona, lanjut H. Muji Banyuwangi juga memiliki beberapa Desa Tangguh Bencana, antara lain di Desa Sarongan, Kandangan dan Sumberagung Kecamatan Pesanggaran, Desa Kalibaru Wetan termasuk desa yang ada di Kecamatan Songgon.
“Desa Tangguh Bencana selalu dilombakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim) bagaimana kelanjutan desa tangguh bencana. Sehingga Banyuwangi berupaya menyasar semuanya mulai lingkungan pendidikan dan masyarakat dilatih untuk mengatasi bencana,” pungkas H Mujiono./////