Edy Antoro Diusulkan Mendapat Anugerah Revolusi Mental

by -1001 Views
Wartawan: hei
Editor: Herry W. Sulaksono

Semakin banyak rakyat tani yang melakukan budidaya apel, semakin melimpah produksi nya. Akibatnya terjadi overproduction.  Sebagai tangung jawab dan kepedulian sosial, EA mengajak masyarakat untuk memanfaatkan  apel-apel yang sudah disortir jangan dibuang melainkan dibuat pelbagai makanan dan mInuman seperti dodol apel, cuka  apel, keripik apel. Ia sendiri mengembangkan minuman sari apel dengan mereka Siiplah dan dodol apel.

Arus wisatawan  ternyata terus meningkat. Maka EA membangun hotel untuk menampung wisatawan. Dia memilih hotel yang berwawasan lingkungan yaitu hotel di lingkungan hijau. Hotel yang diintegrasikan dengan lingkungan Batu. Landscape yang indah. Udara yang sejuk. Namanya Kusuma Agrowisata Hotel and Convention.



Hotel berwawasan lingkungan ini diduga menginspirasi pengembangan hotel di daerah Batu. Sejak itu muncullah hotel-hotel dengan tipikal serupa seperti Klub Bunga, Kartika Wijaya,  Jambu Luwuk dan lain-lain.

Diversifikasi

Agar wisatawan tidak jenuh dengan wisata petik apel ,  EA  melakukan diversifikasi dengan wisata petik strawberry.Kemudian disusul dengan wisata petik jambu dan jeruk. Lagi-lagi langkahnya ini menginspirasi petani Batu untuk mengembangan wisata serupa. Sekarang banyak ditemui obyek wisata petik buah di Batu.

“EA juga mempelopori budidaya hortikultura di dalam green house. Seperti kangkung, tomat, cabe, aneka bunga potong. Langkah ini banyak yang meniru. Sekarang  sangat banyak pusat-pusat green house,” kata Nunung Sapteng Mukti Nunggal, jurnalis senior Malang.

Ferry Is Mirza, Wakil Ketua Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jatim mengatakan, EA mewujudkan komitmen pertanian berwawasan lingkungan dengan cara mengembangkan pertanian organik. Dia memanfaatkan limbah ternak sapi perah di daerah Batu yang berlimpah.

Dia membeli limbah dari para peternak. Limbah ternak itu diolah menjadi pupuk organik. Sebagian pupuk organik itu dia pergunakan sendiri, sebagian lagi dia lempar ke pasar.

“Pertanian organik ini menularkan ke petani Batu. Sampai-sampai Walikota Batu (saat itu) Eddy Rumpoko mencanangkan Batu sebagai sentral pertanian organik. EA tidak berhenti hanya memproduksi pupuk organik tetapi juga pestisida organik,” tegasnya.

EA menerima mahasiswa maupun kelompok tani yang magang, belajar dan praktik di tempatnya. Bahkan dia senang sekali membimbing para mahasiswa secara langsung. Ia merasa bahagia jika bisa menyumbangkan ilmu pengetahuannya. Prinsipnya ilmu itu semakin disebarkan semakin bermanfaat.

“Ia punya obsesi bahwa pertanian, khususnya pertanian  organik di Indonesia ini semakin maju. Dia tidak pernah takut usahanya akan bangkrut karena banyak yang meniru,” kata Ferry yang satu almamater dengan EA di Universitas Negeri Jember (UJ).

Diusulkan jadi Walikota

EA menyerap ratusan tenaga kerja. Ia prioritaskan masyarakat Batu dan sekitarnya. Kenapa prioritas masyarakat sekitar? Agar manfat kehadirannya dirasakan masyarakat sekitar.

“Saya melihat Pak EA itu ingin masyarakat Batu berdaya. Tidak hanya menjadi penonton dalam geliat kemajuan kota Batu. Tidak termarginalkan di tanah sendiri. Melainkan bisa menjadi pelaku utamanya,” kata Indro Yuswantoro, tokoh pemuda Batu  yang populer dikenal dengan nama Indro Vespa.

“Kaum milenial menjadikan Pak EA itu idola. Ia memberi contoh sebagaii startup yang sukses melalui  kerja keras, cerdas dan tekun, konsisten. Ia sukses di bidang binsis dan sosial,” kata Agastya Suryogilang.

EA hingga sekarang konsisten dengan kiprahnya disertai dengan inovasi-inovasi seperti digitalisasi agar tetap eksis  dan  terus berkembang. “Pak EA itu tokoh luar biasa. Sebenarnya masyarakat ingin dia menjadi wali kota sejak dulu. Tapi Pak EA tidak bersedia,” kata Sukrisman, aktivis LSM Batu.(HEI/ANO)

iklan warung gazebo