Kisah Penjahit Mustakim yang Merasa Untung Dengan Maraknya Perdagangan Online

by -927 Views
Wartawan: Nurhadi
Editor: Herry W. Sulaksono
iklan aston

Banyuwangi, seblang.com – Serbuan pakaian jadi dan pakaian impor Bekas Baju Bos (Babebo) yang harganya sangat murah tentu sangat berdampak terhadap jumlah baju dan celana yang bisa dikerjakan sebagai penjahit pakaian.

Salahsatu cara yang dilakukan untuk bisa bertahan dengan bersikap proaktif terhadap para pelanggan setia. Seperti yang dilakukan oleh Takim panggian akrab Mustakim (52 tahun) Penjahit dan Vermak Levis yang membuka usaha di Jalan Raya Jember (Depan RS Fatimah ) Desa Kalirejo Kecamatan Kabat Banyuwangi.

iklan aston
debat capres

Beberapa pejabat kantor pemerintah dan swasta serta beberapa sekolah di Banyuwangi menjadi pelanggan setia karena merasa cocok dengan hasil jahitan Takim.

“Selain itu dalam beberapa tahun terakhir kami juga fokus pada jasa vermak pakaian yang justru menjadi penyelamat sehingga mampu bertahan menekuni profesi penjahit ditengah penurunan jumlah masyarakat yang menjahitkan pakaian baru,”jelas Takim di tempat usahanya pada Sabtu (26/11/2022).

Pria murah senyum itu menuturkan maraknya perdagangan online alam era digital dirasakan sangat membantu kelangsungan profesi yang ditekuni sejak tahun 2000. Karena masyarakat yang membeli pakaian secara online tidak sedikit yang harus melakukan vermak mulai sekedar meminta memotong karena kepanjangan, merubah ukuran pinggang sampai harus bongkar total karena dinilai kurang nyaman dipakai.

Penjahit asli Banyuwangi mengungkapkan dirinya yang menjadi penjahit sejak tahun 2000 itu tentu sudah merasakan puncak kejayaan profesi penjahit Banyuwangi sekitar tahun 2004.

Menurut dia saat itu penjahit Banyuwangi ada persatuan yang menggelar pertemuan secara rutin . Apabila ada tender dari pemerintah daerah pengurusnya mau berbagi dengan penjahit yang menjadi anggota.

“Pada masa itu untuk ongkos dan kualitas jahit bisa dikatakan seragam. Berbeda dengan saat ini masing-masing bisa menentukan harga untuk jasanya,” imbuh dia.

Takim menambahkan selama pandemi Covid 19 dua tahun ini sebagai penjahit diriya belum pernah mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah. Bahkan dirinya sering membantu warga lain yang dirasa lebih berhak untuk mendapatkan bantuan dalam kehidupannya.

Saat ini pihaknya sebenarnya berharap ada organisasi profesi bagi para penjahit Banyuwangi sebagai wadah silaturahmi dan berbagi. Selain itu bisa menjadi jembatan komunikasi dengan pemerintah dan perbankan untuk mendapatkan program bantuan modal usaha maupun berbagai program yang lain.////

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.