Bahkan, kata dia, pemkab telah mencanangkan puskesmas sebagai Mal Orang Sehat. Dimana warga diajak untuk memeriksakan diri secara rutin. “Jangan nungu sakit baru ke puskesmas, tapi saat sehat harus rutin ke sana juga. Segera cek kesehatan kita, jadi kalau ada gejala bisa dicegah lebih dini,” imbuh Ipuk.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Arief Setyawan menambahkan, festival ini sengaja digelar di ruang publik untuk mengajak warga memeriksakan dirinya. Warga diberi kesempatan untuk cek kesehatannya secara gratis.
“Kolaborasi antar stakeholder kesehatan Banyuwangi adalah bukti komitmen bersama untuk memperkuat kualitas hidup masyarakat di bidang kesehatan. Badan yang sehat dan bugar juga modal untuk membangun daerah ini,” tambah Arief.
Sementara itu, Direktur RSUD Blambangan dr. Widji Lestariono mengatakan festival ini digelar selama dua hari dengan berbagai kegiatan layanan kesehatan. Seperti skrening kesehatan, pemeriksaan laborat sederhana, pemeriksaan jantung, treadmill, pemeriksaan dan konsultasi tumbuh kembang anak hingga akupuntur.
“Kami juga ada talkshow kesehatan dengan tema penyakit non menular dan gizi. Narasumbernya para dokter spesialis dengan mengangkat tema antara lain penyakit stroke, penyakit sendi, stunting, hingga bedah,” kata Rio, panggilan akrabnya.
Pada kesempatan itu juga dilakukan penandatangan kerjasama antara Pemkab Banyuwangi dengan PT. Grab Indonesia untuk pengembangan dan peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Yakni program antar obat gratis ke rumah pasien kurang mampu.
Festival Jenggirat Sehat juga dimeriahkan aneka hiburan yang menarik, seperti peragaan busana oleh para tenaga kesehatan. “Ternyata lumayan juga gaya mereka saat jadi peragawati,” kata Maruf, salah satu pengunjung. (*)