Menurut Danang, sebagian trotoar di Banyuwangi menggunakan bahan keramik model polos. Ketika terkena air atau saat hujan, trotoar licin. Tak jarang, pejalan kaki terjatuh karena terpeleset. Hal ini pun sering dikeluhkan.
Untuk itu, renovasi trotoar secara massal ini menggunakan bahan paving yang diharapkan dapat memberikan kenyamanan. Selain itu, trotoar yang baru ini dipastikan ramah difabel, karena ada guide line.
“Ada 22 titik trotoar yang direnovasi. Konstruksi trotoar, kami memakai paving ukuran 20 x 20 cm. Ditambah paving untuk difabel ukuran 30 x 30 cm berwarna kuning,” jelasnya.
Trotoar ini diutamakan di wilayah publik, mengingat Banyuwangi saat ini menjadi jujukan bagi wisatawan. “Citra Banyuwangi sebagai destinasi wisata harus didukung dengan sarana prasarana yang baik,” pungkasnya./////