”Yang aku lakukan murni cuma ingin membantu tetapi setelah kasus mencuat di media sosial ternyata semua anak-anak mengaku dengan hal yang berbeda,” jelas Pebasket kelahiran Kediri 27 Desember1995 itu.
Salah seorang skuad Tim Basket PON Jatim yang menjadi Runner Up PON 2016 menambahkan Uang tersebut memang masuk ke rekeningnya dan ditransfer kembali ke pihak kedua yang bermain curang.
“Total Rp. 84 juta dan itu semua udah saya transfer full ke teman saya yang bermain. Itu nominal mereka yang mau mengalah dan sisanya itu masih ada lagi tapi saya gatau, karena waktu itu saya gamau ikut-ikutan buat lihat marketnya,” imbuhnya.
Anggota Timnas Southeast Asia Basketball Association atau SEABA 2016 itu menuturkan dia berharap peristiwa yang menimpa dirinya tidak terulang pada bola basket Indonesia yang lain.
“Jujur berharap semoga ada kebijakan lebih lanjut dari pihak IBL karena secara pribadi masih ingin berkarier dalam Indonesian Basketball League (IBL),” harap pebasket yang bermain dalam LA Streetball 2017 tersebut.
Yerikho mengungkapkan dia tidak menyangka warga Banyuwangi banyak yang memberikan perhatian dan support padanya dalam menghadapi keputusan IBL yang dinilai kurang adil dan bijak.
“Semenjak kasus match fixing keluar di sosial media saya banyak mendapat hujatan dan ternyata sampai hari ini masih ada penonton basket yang mendukung saya secara langsung dan sangat saya apresiasi sekali terhadap penonton yang tersebut, salute,” jelas Top Skore IBL Tahun 2021 tersebut.////