Seblang Bakungan, Tradisi Bersih Desa dan Tolak Bala Pasca Idul Adha

by -1780 Views
Writer: Teguh Prayitno
Editor: Herry W. Sulaksono

Banyuwangi, seblang.com – Pasca membaiknya situasi Covid-19 di tanah air, ritual adat Seblang Bakungan kembali digelar secara meriah di Balai Kelurahan Bakungan, Kecamatan Glagah, Minggu (17/7/2022) malam.

Konon, tradisi suku Using yang dibumbui hal mistik ini telah berlangsung ratusan tahun. Ritual Seblang Bakungan ini sendiri digelar satu minggu pasca hari raya Idul Adha atau lebaran haji.

Ritual Seblang Bakungan merupakan rangkaian tarian yang dibawakan oleh wanita tua dalam kondisi trans atau kehilangan kesadaran.

Tahun ini, seblang ditarikan oleh Supani, seorang wanita berusia 71 tahun. Supani merupakan keturunan Seblang Misna  yang telah pensiun menjadi seblang 18 tahun yang lalu.

Tariannya yang magis membuat ritual ini menjadi tontonan menarik yang mampu memikat para wisatawan,  baik lokal maupun manca negara.

Dalam ritualnya, setelah dibacakan mantra dan doa, sesaat kemudian penari seblang langsung kerasukan roh dan menari selama semalam suntuk mengikuti irama gending yang mengiringinya.

Dalam sambutannya, Nanik Machrufi, Camat Glagah mengatakan ritual Seblang Bakungan ini digelar untuk bersih desa untuk menolak bala, dan merupakan wujud syukur masyarakat setempat atas karunia-NYA.

Pegelaran ritual Seblang Bakungan ini juga mendatangkan berkah untuk masyarakat sekitar. Bazar usaha mikro kecil menengah (UMKM) asli warga desa setempat laris manis diserbu pengunjung.

“Hal ini sejalan dengan Program Banyuwangi Rebound yang terus digaungkan Pemkab Banyuwangi dalam pemulihan ekonomi,” kata Nanik.

Perlu diketahui, Seblang sendiri adalah singkatan dari ‘sebele ilang’ atau sialnya hilang. Di Banyuwangi, seblang dapat ditemui di dua tempat, yakni Kelurahan Olehsari dan Bakungan. Perbedaannya adalah waktu pelaksanaan, busana dan sang penarinya.

Jika Olehsari menyelenggarakan seblang pada satu minggu setelah Hari Raya Idul Fitri dan ditarikan oleh penari yang masih perawan. Kemudian Omprognya (mahkota penari) terbuat dari suwiran pelepah pisang.

Sedangkan Desa Bakungan biasa menyelenggarakan seblang pada satu minggu setelah Hari Raya Idul Adha, dan ditarikan penari yang sudah monopouse. Omprog yang dipakai terbuat dari suwiran kain kafan dan dihiasi bunga segar yang diambil dari kebun atau area sekitar pemakaman.////

iklan warung gazebo