“Selama ini masyarakat lingkungan Wangkal dalam memanfaatkan limbah pertanian tersebut hanya untuk pakan sapi dimana jumlah yang dimanfaatkan masih sedikit,” ungkapnya.
Sehingga, lanjutnya, sisa limbah pertanian yang tidak dimanfaatkan menjadi limbah yang mengakibatkan pencemaran bagi lingkungan, mengeluarkan bau tidak sedap dan tidak elok dilihat.
“Dari masalah tersebut kami berusaha untuk memberikan solusi bagaimana memanfaatkan limbah pertanian tersebut agar tidak mencemari lingkungan. Salah satunya dimanfaatkan menjadi pakan fermentasi untuk ternak sapi,” urainya.
Dani menjelaskan, selain mengurangi pencemaran lingkungan pakan alternatif sebagai pengganti tumbuhan hijau. Pemanfaatan limbah pertanian dengan menggunakan bioteknologi, kaya akan manfaat untuk ternak sapi.
“Bisa menambah nafsu makan ternak, sehingga bobot ternak menjadi meningkat. Selain itu pakan fermentasi mampu bertahan jika disimpan selama 1 tahun. Hal ini dapat menjadi pakan alternatif di saat musim kemarau dan di saat tanaman tebu dan jagung belum panen,” ungkapnya.
Tak sebatas sosialisasi, para dosen terbaik Poliwangi itu juga mengajarkan masyarakat cara mengolah pakan fermentasi untuk ternak sapi. Pihaknya juga menghibahkan mesin untuk mengolahnya.
“Alhamdulilah para peternak sapi di Lingkungan Wangkal sangat senang dan antusias dalam mengikuti program ini. Karena mereka mendapatkan ilmu dan pengalaman yang baru. Harapan kami ilmu yang telah disampaikan dapat diterapkan secara berkelanjutan dengan memanfaatkan alat yang telah kami hibahkan untuk kegiatan tersebut,” tutup Dani.////