Banyuwangi, seblang.com – Penutupan pasar hewan di Desa / Kecamatan Glagah Banyuwangi pada minggu lalu merupakan respons pemerintah desa dan pengelola pasar atas permintaan para pedagang untuk menutup pasar hewan agar harga jual sapi tidak merosot dan pedagang/peternak bermodal kecil tidak mengalami kerugian.
Menurut Slamet Priyo Widodo, Kepala Desa (Kades) Glagah, penutupan pasar hewan di wilayahnya pada Senin (13/06/2022) merupakan tindak lanjut dan kepatuhan terhadap instruksi dari Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimka) Kecamatan Glagah sebagai salahsatu upaya mencegah dan menanggulangi penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan di wilayah Glagah dan sekitarnya.
“Awalnya ada aduan dari para penjual sapi kepada pengelola pasar bahwasanya ingin pasar hewan buka mepet-mepet hari raya Idul Adha supaya harga sapi naik. Kalau sekarang takut turun tetapi kami tetap mempertimbangkan juga untuk pencegahan penyebaran penyakit karena di Licin sudah kena waktu itu,” jelas Priyo panggilan akrab Kades Glagah itu di ruang kerjanya pada Senin (13/06/2022)
Selanjutnya dia berharap karena pasar hewan dalam semingu buka sekali (tiap hari Senin) paling lambat dua minggu menjelang Idul Adha pasar hewan di wilayahnya bisa buka lagi.
“Besok Senin (20/06/2022) kurang sekitar dua minggu harapannya pasar hewan Glagah bisa buka. Tetapi kami juga belum ada SOP dari Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi seperti apa. Misalnya ada petugas kesehatan hewan yang melakukan pengecekan dan pengawasan hewan yang dijual belikan di pasar hewan Glagah,” imbuh dia.
Lebih lanjut ayah satu putri itu menuturkan apabila pasar hewan di wilayahnya buka kembali, pihaknya akan melakukan pendataan secara detail, antara lain; nama pemilik, jumlah sapi yang dibawa, wilayaha asal hewan, nama /alamat pembeli dan lain sebagainya.
“Nanti akan diketahui asal usul hewan sapi, kambing atau domba dan alamat lengkap pembeli sehingga terjadi penemuan kasus PMK penangananya lebih cepat,” ujar Priyo.
Dia menambahkan untuk pencegahan, pihaknya sudah melakukan penyemprotan disinfektan di lokasi pasar hewan Desa Glagah.
”Untuk minggu depan kami akan konsultasi dengan petugas dari Bidang Peternakan pada Dinas Pertanian Banyuwang teknis penyemprotan pada hewan yang dibawa para pedagang yang berasal dari wilayah Glagah,” pungkasnya.
Sementara Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi melalui Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, drh Nanang Sugianto, mengungkapkan pihaknya tidak pernah instruksi untuk menutup pasar hewan di Banyuwangi jadi penutupan pasar hewan merupakan kebijakan pemerintah setempat.
Menurut dia pihaknya akan melakukan evaluasi lagi terkait perkembangan kasus PMK di Banyuwangi.”Silahkan membuka lagi tetapi teman-teman pedagang dan peternak yang mau beraktifitas silahkan ikuti SOPnya. Karena saat ini petugas melakukan pembatasan lalu lintas pergerseran hewan ternak antar wilayah agar tidak terjadi penyebaran kasus PMK di Banyuwangi,” jelasnya.
Apalagi lanjut dia daerah-daerah tersebut jelas-jelas ada temuan positif kasus PMK. Untuk wilayah Glagah dan Licin dalam satu minggu terakhir temuan kasus PMK dibandingkan dengan kecamatan yang lain.
“Saat ini kami sudah melakukan koordinasi dengan aparat kepolisian dan Satpol PP Banyuwangi untuk melakukan pembatasan lalu lintas hewan meskipun temuan kasus di lapangan tidak sama dengan awal Juni kemarin,” pejabat asal Trenggalek itu..
Semakin menurunya temuan kasus PMK, menurut drh Nanang selain karena upaya penyekatan yang dilakukan petugas, juga disebabkan adanya kesadaran dari para peternak dan pedagang terhadap pencegahan dan penanggulangan kasus PMK .///