Banyuwangi, seblang.com – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, kembali mengunjungi Banyuwangi, Senin (6/6/2022). Ini untuk kesekian kalinya Sandi mengunjungi Banyuwangi sebagai Menparekraf.
Sandi mengapresiasi upaya Banyuwangi dalam pemulihan ekonomi, salah satunya melalui sport tourism, di mana Banyuwangi baru saja menjadi tuan rumah ajang selancar paling bergengsi di dunia, World Surf League (WSL) 2022. “Banyuwangi makin ke sini, makin keren,” kata Sandi.
Didampingi Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Sandi mengunjungi Pantai Plengkung (G-Land) di Taman Nasional Alas Purwo. Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut melihat pantai yang baru saja menjadi venue WSL yang diikuti berbagai negara di dunia.
Sandi melihat sarana dan fasilitas yang digunakan WSL, seperti akses menuju G-Land, judge tower, penginapan, dan lainnya. Dia juga bertemu dan berbincang dengan manajemen WSL dan pengurus Persatuan Selancar Ombak Indonesia.
“Ajang sport tourism seperti WSL ini terbukti menjadi salah satu yang membangkitkan ekonomi. Banyak lapangan kerja, dan ekonomi bergerak. Apalagi menurut pihak WSL, penyelenggaraan di Banyuwangi merupakan salah satu yang terbaik di dunia selama ini,” kata Sandi.
“Sesuai arahan Presiden Jokowi, event-event kelas dunia seperti ini diperbanyak digelar di Indonesia. Karena itu, kami sangat mendukung apabila WSL digelar kembali di Banyuwangi tahun depan dengan penyelenggaraan yang lebih baik lagi,” tambah Sandi.
Sandi melihat, perkembangan Banyuwangi kian pesat. Geliat pariwisata dan UMKM di Banyuwangi terus menggeliat dengan berbagai event yang digelar. Ini berbanding lurus dengan perkembangan ekonomi kreatifnya.
“Banyuwangi kian berkembang dengan berbagai program-program unggulan mulai ekowisata, desa wisata, sport tourism, dan lainnya,” kata Sandi.
“Bahkan sampai staf saya kehabisan tiket ke sini. Saya akan minta maskapai untuk menambah flight ke mari untuk menunjang pariwisata di sini,” kata Sandi.
Sementara Bupati Ipuk berterima kasih atas dukungan Kemenparekraf pada Banyuwangi selama ini. “WSL digelar juga atas dukungan dari Kemenparekraf. Kami sangat berterima kasih telah banyak dukungan pada Banyuwangi selama ini,” kata Ipuk.
Dia mengatakan, saat ini fokus Banyuwangi adalah pemulihan ekonomi dengan berbagai program seperti pembangunan infrastruktur secara bertahap, warung rakyat naik kelas, gratis ongkir UMKM, Hari Belanja ke Pasar Rakyat, dan sebagainya.
Hasilnya, laju kenaikan kemiskinan Banyuwangi tercatat yang terendah di Jatim berdasarkan data BPS, yaitu hanya 0,01 persen pada kurun 2010-2021. Pada masa itu, seluruh daerah mengalami kenaikan angka kemiskinan karena pandemi. “Kita mencoba mengeremnya, dan laju kenaikan kemiskinan di Banyuwangi termasuk yang terendah,” ujarnya.
Pertumbuhan ekonomi juga rebound dari minus 3,58 persen pada 2020 menjadi 4,08 persen pada 2021. “InsyaAllah kita terus lakukan langkah-langkah pemulihan ekonomi, sehingga lapangan kerja kembali terbuka lebar,” tuturnya. (*)