Denpasar, seblang.com – Di ujung acara Forum The 7th Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022, yang diikuti oleh delegasi berbagai negara tersebut, menghasilkan tujuh rekomendasi agenda Bali untuk resiliensi bencana,di Bali Nusa Dua Convention Center, Sabtu (28/05/2022).
Letjen TNI Suharyanto, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan, dalam rangkaian agenda tersebut sebagai tuan rumah Presiden Indonesia mendorong masyarakat dunia untuk meningkatkan kerjasama dalam managemen resiko bencana melalui kolaborasi berdasarkan prinsip budaya sadar bencana dan edukasi pengurangan resiko bencana serta investasi pada sains teknologi.
“Pertama rekomendasi tersebut yaitu pengurangan risiko bencana perlu diintegrasikan pada kebijakan-kebijakan utama pembangunan, pembiayaan, legislasi, dan rencana pencapaian pascaagenda 2030,kedua perubahan sistemik yang dapat memperhitungkan kerugian yang sesungguhnya dari bencana dan kerugian dari ketiadaan aksi, serta membandingkannya dengan investasi, dalam pengurangan risiko bencana,Ketiga, platform global yang diselenggarakan antara COP 26 dan 27 beberapa waktu lalu, mencermati tingkat emisi saat ini jauh melebihi upaya mitigasi. Platform global meminta pemerintah untuk menghormati komitmen yang dibuat pada kesepakatan di Glasgow untuk meningkatkan pembiayaan dan dukungan untuk adaptasi dan resiliensi,” katanya.
Meningkatkan pengurangan risiko bencana sebagai bagian dari solusi untuk mengatasi keadaan darurat Seraya meningkatkan dan mencapai ambisi iklim tujuan global tentang adaptasi. Keempat, menerapkan pendekatan partisipatif dan berbasis HAM, untuk memasukkan semua sesuai prinsip.
“Tidak ada apa apa,jika tanpa kita, dalam perencanaan risiko bencana dan implementasinya pada masyarakat yang berisiko, Harus ada komitmen ulang terhadap keterlibatan masyarakat dan pengurangan risiko bencana yang digerakkan oleh masyarakat serta mendukung struktur lokal yang ada dan membangun resiliensi,” ujar Suharyanto.
Suharyanto menyampaikan, selanjutnya yang kelima, platform global memberikan rekomendasi yang dapat mendukung pelaksanaan seruan Sekretaris Jenderal PBB, untuk memastikan setiap orang di bumi dilindungi oleh sistem peringatan dini dalam jangka waktu 5 tahun ke depan.
“Mekanisme koordinasi yang lebih baik antara para pemangku kepentingan, akan memperkuat sistem peringatan dini multibahaya khususnya di negara-negara negara berkembang pulau kecil dan wilayah Afrika,” tuturnya.
Next Number Six (selanjutnya nomor 6), potensi pembelajaran dan pandemi Covid-19 harus diterapkan sebelum jendela peluang tersebut tertutup. Untuk mendorong sistem manajemen risiko bencana yang adaptif dan responsif dengan kolaborasi multi-pemangku kepentingan disertai dengan empati, solidaritas, kerja sama, dan semangat kesukarelaan khususnya untuk mengatasi ketidakadilan, Ketujuh, pelaporan yang komprehensif dan sistematis terhadap semua target kerangka kerja Sendai untuk memahami dengan jelas tantangan dan hambatan.
“Hal itu penting guna implementasi dan mempercepat upaya untuk mencapai tujuan yang diinginkan pada 2030, ” pungkas Suharyanto.
Sementara itu,mendapat kesempatan sebagai tuan rumah GPDRR selanjutnya, Kepala Bantuan Kemanusiaan Swiss, Manuel Bessler, yang juga hadir dalam upacara penutupan. Bessler dalam sambutannya mengatakan, pihaknya akan belajar dari konferensi di Indonesia.
“Saya sangat senang saat di umumkan bahwa GPDRR ke-8 akan diadakan lagi di Jenewa pada tahun 2025 ,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Perwakilan Khusus Sekjen UNDRR, Mami Mizutori menjelaskan, pihaknya tidak menggunakan istilah Bencana Alam dalam kampanyenya. UNDRR meyakini, bencana alam sebenarnya tidak ada. Menurut mereka, bahaya baru yang akan berubah menjadi bencana lantaran keputusan dan ulah manusia.
“Lebih tepatnya adalah karena keputusan manusia lah yang membuat bencana lebih mengerikan, keputusan manusia juga yang dapat membalikkan kecenderungan ini, mengurangi dampak bahaya, mengurangi dampak bencana ketika menimpa kita, ” kata Perempuan yang berasal dari Jepang tersebut.
Rangkaian pertemuan GPDRR ke-7 yang di mulai sejak pada tanggal 23 Mei 2022 dan dibuka secara resmi oleh Presiden RI Joko Widodo, hingga upacara penutupan berjalan dengan lancar.//