Jembatan Talun Brak Rusak Berat, Butuh Perhatian Serius dari Pemerintah

by -1125 Views
Writer: Rachmat
Editor: Herry W. Sulaksono
Suprat warga desa yang tinggal disekitar jembatan Talun Brak, saat menunjukkan pancang jembatan yang mengkwatirkan bila terjadi banjir lagi.

Mojokerto, seblang.com – Kisah pilu dari warga dusun yang tinggal di sekitar Jembatan Talun Brak yang menghubung Dusun Talun dan Dusun Brak di Desa Talunblandong, Kecamatan Dawarblandong Mojokerto sangat mengiris hati.

Jembatan yang porak poranda dihantam banjir deras akibat hujan lebat beberapa waktu yang lalu (9/11/2021) telah diperbaiki seadanya oleh warga setempat dengan swadaya warga. Jembatan Talun Brak yang masih rusak itu melintang di atas Kali Lamong, sangat berarti bagi warga yang tinggal di utara sungai, untuk beraktivitas di selatan sungai.

Suprat warga yang tinggal disekitar Jembatan Talun Brak sangat mengeluhkan terhadap akses jembatan rusak. Dia berharap kepada pemerintah daerah untuk segera memperbaiki Jembatan Talun Brak yang sangat dibutuhkan akses jalan dalam melakukan aktivitas sehari hari.

Dengan suara sedih ia menerangkan, saat ini kondisi jembatannya masih parah, tiangnya roboh dan patah. Kejadiannya yang sudah terjadi 5 bulan lalu, belum diperbaiki dan belum ada bantuan dari pihak pemerintah. Jembatan ini merupakan akses satu-satunya untuk beraktivitas di selatan sungai.

“Perbaikannya, dari swadaya warga, masih deg degkan lewatnya, baik pejalan kaki maupun sepeda motor. Papan papan di sepanjang jembatan kalau dilewati bergetar. Was was. Dulu, mobil bisa lewat, meskipun bergantian. Sekarang, harus harus muter puluhan kilometer. Harapan kami, segera digarap dengan secepatnya untuk segera dapat diakses,” ungkapnya.

Sedangkan, Wadi Kepala Dusun Talun Brak menjelaskan, bahwa kondisi jembatan masih darurat, dulu pernah dikunjungi oleh Bupati dan PUPR serta pejabat terkait, yang menjanjikan jembatan segera diperbaiki dalam sepekan. Namun, sampai saat ini belum ada realisasinya.

Untuk itu, warga langsung bergotong royong memperbaiki jembatan dengan bahan bahan seadanya dan swadaya sendiri. Tapi, kondisi jembatan ini masih menghawatirkan, bila ada banjir lagi. Pernah juga, PUPR mengirim beton sepanjang sekitar 3 m.

“Namun, kami tidak tahu, beton itu untuk apa. Sampai saat ini masih ada dipinggir jalan, belum ada penaganan. Kami sangat mengharapkan, kunjungan ibu bupati bersama PUPR dan OPD terkait, segera untuk direalisasikan yang dulu PUPR sempat berjanji dalam sepekan segera diperbaiki jembatan tersebut. Sempat, dulu kami diundang rapat oleh PUPR di Kantor PUPR, yang kedua kami di undang rapat oleh Kantor Pemda, bersama jajaran tinggi Pemda Kab Mojokerto. Setelah itu, tidak ada realisasi bantuan sama sekali,” jelas Wadi.

Wadi juga mengungkapkan, beberapa hari yang lalu, ada warganya yang hamil 6 bulan mau periksa di rumah sakit. Karena akses terdekat lewat  jembatannya rusak, tidak bisa lagi dilewati mobil, terpaksa harus memutar jalan sekitar 9 km, sangat jauh menuju rumah sakit. Akibatnya, terjadi keguguran setelah sampai di rumah sakit.”Bagi kami, akses jembatan Talun Brak sangat vital. Sebab, rumah kami di utara sungai, lalu kami beraktivitas ke sawah, ngantar sekolah anak, tempat kuburan dan lainnya, harus melewati jembatan ke selatan sungai. Tolong, jembatannya segera diperbaiki. Terang Wadi sambil matanya berkaca kaca.

Sedangkan, Rinaldi Kepala Dinas PUPR Kabupaten Mojokerto mengatakan,  melihat jembatan Talun Brak, sangat perlu memahami dinamikanya beberapa tahun kebelakang. Jangan hanya yang terjadi saat ini saja. Jembatan Talun brak adalah jembatan desa. Asetnya milik desa. Sementara PU sebagai OPD hanya bisa melaksanakan kegiatan di aset yg menjadi milik Pemkab Mojokerto.

Sekadar info di 2014 jembatan itu mendapat bantuan berupa pembangunan jembatan gantung dari Kementrian PUPR. Tapi masyarakat setempat menolak. Sehingga pembangunannya digeser ke wilayah Pacet yagg mana saat ini jembatan gantung itu menjadi salah satu daya tarik wisata di sana.

“Ini harus sama-sama kita pahami terkait kepemilikan aset. Kami bisa membantu penanganan daruratnya dengan penguatan pada pondasi jembatan. Sifatnya darurat, pembangunan jembatan itu sendiri sudah kami hitung untuk membangun ulang dan melebarkan untuk bisa dilewati roda empat perlu anggaran sebesar Rp 9 miliar. Angka yg sangat besar pastinya, karena belum bisa dicover apbd, kami sudah mengirimkan proposal ke Kementrian PUPR. Harapan kami bisa mendapatkan bantuan anggaran dari pusat. Sampai sekarang masih menjadi pertanyaan bagi kami kenapa bantuan pembangunan jembatan dari pusat malah ditolak,” katanya (22/5/2022). (Rachmat)

 

iklan warung gazebo