Menurutnya, ada suatu keunikan di antara PT INKA (Persero) dan institusi vokasi. Di tengah-tengahnya semacam katalisator, yakni industry yang menjadi jembatan.
“Industri inilah yang nanti mengkoordinir order itu yaitu DTECH-Egineering. Kebetulan salah satu core produknya adalah mesin CNC yang sudah dieskpor ke Singapura. Mesin-mesin CNC ini nanti bila perlu diterjunkan ke SMK-SMK untuk menjadi mesin produksi yang mengerjakan pesanan-pesanan dari INKA. Di SMK dan perguruan tinggi vokasi nanti akan menjadi sebuah pembelajaran praktik atau project base learning sehingga di SMK itu nanti masuk di teaching factory nanti ya menggarap itu mengelola project itu,” jelasnya.
Direktur Pengembangan PT INKA (Persero) Agung Sedaju mengungkapkan bahwa bahwa pihaknya sudah 3 tahun mengawali kerja sama seperti ini tapi saat itu belum menemukan katalisator.
“Kerja sama ini benar-benar yang terintegrasi. INKA tidak perlu investasi mesin, sudah ada yang mau investasi mesin yaitu DTECH-Engineering. Poltek dan SMK juga tidak perlu investasi mesin tapi mereka punya resource dan butuh resource ini untuk ditingkatkan. PT INKA sebagai industri butuh dukungan resource dan mesin tersebut sehingga bisa fokus menghidupkan ekosistem. Ada yang ahlinya menyiapkan mesin dan manajemennya (DTECHT Engineering), ada juga yang ahlinya mendidik dan menyiapkan SDM (Politeknik dan SMK). 3 hal itu yang sedang kami upayakan untuk menghasilkan produk yang kami butuhkan,” pungkas Agung.
Dalam kesempatan ini juga ditandatangani konfirmasi order dari PT IMST kepada DTECHT Engineering untuk pembuatan kursi kereta sebagai pilot project. DTECHT Engineering akan menyediakan mesin-mesin dan manajemen sedangkan Politenik dan SMK akan menyediakan tenaga desain manufaktur dan operator pengerjaannya.
Diharapkan, kegiatan ini akan menjadi contoh baik dalam kerja sama saling menguntungkan antara dunia industri dan dunia pendidikan, yang berdampak langsung untuk mengurangi nilai impor komponen dan dapat mendukung bisnis PT INKA (Persero).//