Tidak hanya itu, satu kuda lainnya sempat terlihat lemas dan kelelahan, lalu akhirnya tumbang sebentar, beruntung sang kusir berhasil menanganinya.
“Jadi ada satu kuda mati, dan satu kuda yang tak sadarkan diri atau lemas,” ujarnya.
Ritual napak tilas puter kayun ini merupakan tradisi turunan yang telah digelar berpuluh tahun silam yang bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur masyarakat Boyolangu kepada Tuhan.
Selain itu juga menjadi pengingat perjuangan dari leluhur setempat, yakni Buyut Jakso atau yang dikenal Ki Martojoyo.///