Berselang satu jam kemudian, Febri yang juga dijadikan saksi ini mengajak korban turun menuju Paltuding dikarenakan tidak kuat menahan dingin.
Saat perjalanan turun dari pendakian, korban mengeluh sakit perut. Saat itulah korban dan saksi itu berpisah.
Korban yang mengeluh sakit perut tersebut justru kembali ke arah Kawah Ijen, sedangkan saksi memutuskan untuk melanjutkan perjalanan turun menuju Paltuding.
Sekira pukul 07.30 WIB, teman korban ini sudah sampai di Paltuding. Kemudian dia berusaha menghubungi korban melalui telepon.
Kata Febri, saat dihubungi korban ini sempat menjawab bahwasanya sudah pulang sampai di rumahnya. Sehingga sekira pukul 09.00 WIB, teman korban tersebut memutuskan untuk pulang.
Sekira pukul 10.00 WIB, orang tua korban menghubungi Febri dan mengabarkan jika buah hatinya tersebut belum pulang ke rumah. Kendati telah dihubungi berulang kali, korban tidak menjawab meski handphonenya aktif.
Setelah ditunggu sampai sore, korban tidak pulang akhirnya keluarga korban bersama Febri melaporkan hal tersebut ke petugas jaga Paltuding TWA Kawah Ijen, sekira jam 20.30 WIB.
Mendapatkan laporan itu, petugas langsung melakukan pencarian awal berdasarkan koordinat hasil pelacakan Hp korban yg masih Aktif.
Sekira jam 21.40wib, tim hanya menemukan Hp korban, sedangkan korban masih belum ditemukan.
Tak jauh dari lokasi penemuan Handphone korban, Tim pencarian menemukan sepasang sepatu berwarna hitam dengan sol putih. Namun sepatu itu masih diragukan jika sepatu tersebut adalah milik korban.
Sekira pukul 00.00 WIB, Tim memutuskan untuk kembali, karena sudah terlalu larut malam dan medan yang sulit. Keesokan harinya tim melakukan pencarian, dan korbanpun berhasil ditemukan dengan kondisi selamat.//