Jadi Sopir Dump Truk, Kholik Mengaku Merana Sejak Galian C Ilegal di Banyuwangi Ditutup

by -764 Views
Kholik Sriyono, sopir dump truk yang merana sejak ditutupnya tambang galian C ilegal di Banyuwangi
iklan aston

Banyuwangi, seblang.com – Tambang galian C (pasir) ilegal di Banyuwangi, selain memiliki dampak negatif juga ada dampak positif terhadap masyarakat, yakni menciptakan lapangan pekerjaan. Salah satunya sopir dump truk.

Namun, sejak ditutupnya galian C ilegal di Banyuwangi, penghasilan para sopir dump truk tersebut menurun drastis. Merekapun hidup merana.

iklan aston

Kholik Sriyono (33) salah seorang sopir dump truk yang ikut serta dalam hearing di DPRD Banyuwangi mengaku bingung untuk mencukupi kebutuhan keluarganya saat ini. Pasalnya, sejak tambang-tambang pasir ilegal di Bumi Blambangan ditutup, dia kesulitan mencari material galian C.

“Sejak ditutup tambang galian C ilegal, ekonomi kami sangat menurun drastis. Beras di rumah habis, rasanya hati ini ingin menangis. Karena kami punya anak dan istri yang harus dicukupi kebutuhannya,” kata Kholik kepada wartawan, Senin (14/2/2022).

Untuk mencari material pasir saja, dia harus  antre menunggu lama, bahkan harus rela menginap. Bayangkan saja, tambang berizin di Banyuwangi bisa dihitung jari. Sedangkan dump truk yang mengantre mencapai puluhan hingga ratusan.

“Sebelum ada penutupan tambang pasir ilegal, kami bisa mendapatkan upah sebesar Rp. 150 ribu. Sekarang mencari uang Rp. 50 ribu satu hari saja, susahnya minta ampun. Dan itupun tidak mencukupi untuk kebutuhan keluarga,” ujarnya.

Jika kondisi sulit bagi sopir dump truk terus berlangsung, Kholik tak berpikir panjang berencana akan menjual rumah yang dihuninya bersama keluarga tercintanya. Hal itupun terpaksa dia lakukan, untuk modal kerja di luar negeri guna mencukupi kebutuhan keluarganya.

“Jadi sopir dump truk galian C saat ini susah. Mencari pekerjaan lainnya di Banyuwangi juga sulit. Jalan satu-satunya bagi saya jika kondisi ini terus berlanjut, maka saya berencana akan menjual rumah untuk modal kerja ke luar negeri,” ujar Kholik tanpa ragu.

Untuk itu, dia bersama rekan-rekan sopir dump truk lainnya didampingi sejumlah LSM  mengadu ke DPRD Banyuwangi. Ia pun berharap, ada solusi terkait nasib para sopir dump truk atas penutupan tambang ilegal di Banyuwangi. “Jadi kami di sini minta tolong kepada Bapak – Bapak di atas (Para pejabat yang berwenang) untuk memikirkan nasib rakyat miskin seperti kami,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua DPRD Banyuwangi I Made Cahyana Negara berjanji akan mencari solusi terbaik terkait permasalahan tambang galian C di Banyuwangi, khususnya masalah perizinan yang kini regulasinya di pegang pemerintahan pusat (Kementerian ESDM).

“Kita akan perjuangkan aspirasi para pengusaha tambang dan para sopir dump truk ini ke forum-forum yang memiliki kewenangan, baik di Kabupaten maupun provinsi hingga pusat,” kata Made. //

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.