Banyuwangi, seblang.com – Warga Desa Sumbersari, Kecamatan Srono, Banyuwangi Jawa Timur dikejutkan dengan beredarnya video kades setempat yang diduga menghasut salah satu warga korban kepengurusan sertifikat. Di video berdurasi 2 menit 30 detik ini, kades terpilih di pilkades 2021 kemarin juga diduga menghina provesi wartawan.
Bahkan dia juga menyebut jika Setyo, si pengadu pengurusan sertifikat ke Polresta Banyuwangi, saking bingungnya pura – pura kehilangan tabung gas. Dari percakapan itu, diduga seolah menjadi korban pencurian.
Sontak beredarnya video itu menjadi buah bibir di kalangan warga setempat, lantaran dugaan hasutan itu dinilai merugikan warga yang menjadi korban sertifikat program yang diduga Prona Tahun 2016 yang hingga kini tak kunjung terealisasi, termasuk media yang memberitakan.
“Sangat disayangkan. Harusnya kades memberikan edukasi baik kepada masyarakat. Ini malah seolah menghasut warga agar tidak mau lagi dikonfirmasi oleh media. Justru video ini menguatkan dugaan praktik pungli dipengurusan pembuatan sertifikat tersebut,” jelas Joko Supriyo, warga setempat, Selasa (04/01/2022).
Dia menambahkan, justru dengan adanya wartawan, aspirasi masyarakat bisa terangkat karena alotnya realisasi dari pemerintah desa, terlebih tidak ada itikat baik dari pihak desa untuk menyelsaikan progam itu. Ya tak ada salahnya jika dugaan kasus ini diadukan warga ke Polresta Banyuwangi.
“Kok yang disalahkan medianya. Padahal sebelumnya media dalam melakukan wawancara izin terlebih dahulu, dan si nara sumber ini mau untuk dikonfirmasi. Bahkan berkenan difoto lengkap dengan alat bukti sebuah kuitansi pembayaran pengurusan sertifikat yang ditanda tangani kades. Ada apa dengan desa ini,” sesalnya.
Samsul warga Sumbersari juga mengatakan hal senada. Dari video itu dia berharap media yang meberitakan dapat melaporkan viralnya video itu ke pihak kepolisian, karena dari percakapan di dalamnya dinilai sudah melecehkan wartawan saat melakukan tugas peliputan dan cenderung ada dugaan menghalangi tugas wartawan, karena si nara sumber diduga ditekan untuk tidak menemui media lagi.
“Laporkan saja. Karena ini sudah mencederai dunai pers dalam melakukan tugas peliputan untuk menggali aspirasi masyarakat,” pintanya.
Drs. Khamdan, Kepala Desa Sumbersari saat dikonfirmasi di ruang kerjanya tidak berada di tempat. Menurut staff desanya, orang nomor satu di Sumbersari itu sedang rapat di Kecamatan, akan tetapi saat dicari untuk dikonfirmasi terkait beredarnya video tersebut pihaknya juga tidak berada di kecamatan. Bahkan dikonfirmasi melalui ponselnya beberapa kali juga tak merespon konfirmasi dari wartawan.
“Kok saya juga disebut dalam video itu. Kenapa saya dituduh seperti itu. Kan sudah jelas ada bukti laporan polisi terkait rumah saya disatroni maling, hingga beberapa tabung gas saya hilang,” ungkap Setyo.
Diberitakan sebelumnya, Badi’ah (39) warga Dusun Rimpis, Desa Sumbersari, menunjukkan sebuah bukti kuitansi pengurusan akta tanah senilai Rp.1,7 juta. Pembayaran itu dibayar ke Kepala Desa Sumbersari, pada Tahun 2017. Namun hingga saat ini menurut pengakuannya, dia tak mendapatkan berkas apapun terkait surat tanah miliknya yang sudah dibayar lunas.
“Saya bayar untuk sertifikat,” jelas Badi’ah, yang saat ini enggan lagi untuk dikonfirmasi usai beredarnya video tersebut. //