Punya Keterbatasan Fisik, Catur Tetap Semangat Berjualan Roti Keliling

by -1115 Views
Writer: Teguh Prayitno
Editor: Herry W. Sulaksono
iklan aston

Banyuwangi, seblang.com – Meski memiliki keterbatasan fisik, namun semangat hidup Catur Prabusono, warga jalan Kembang Waru, Kelurahan Karangrejo, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, patut diteladani.

Pria berusia 48 tahun itu, hanya memiliki satu kaki setelah salah satu kakinya diamputasi, akibat kecelakaan 25 tahun silam. Diapun terpaksa harus menggunakan kaki palsu untuk membantunya berjalan.



Kendati demikian, kondisi tersebut tak mematikan semangatnya untuk dapat menghidupi keluarganya. Bapak dari empat orang anak ini pantang mengemis meminta belas kasihan orang lain.

Dia lebih memilih berdagang keliling menjual roti milik orang dengan menggunakan kendaraan roda tiga manual yang telah dimodif.

Dengan penuh semangat dia mengayuh kendaraan roda tiganya menggunakan tangannya. Jika melewati jalan menanjak, dia memilih turun dan menuntun kendaraan roda tiganya berjalan kaki dengan bertatih-tatih menggunakan kaki palsunya.

Kepada seblang.com Catur mengatakan, kondisi seperti itu telah dilakoninya puluhan tahun. Suka duka menjadi seorang pedagang pun turut dia rasakan.

“Kadang ramai, kadang sepi yang beli. Sering juga tak laku sama sekali jika musim hujan seperti ini,” kata Catur, Senin (29/11/2021)

Catur mengaku penghasilanya menjadi pedagang roti keliling tak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Terlebih ketiga anaknya masih mengenyam bangku sekolah.

“Anak saya empat. Yang pertama sudah lulus sekolah SLB. Yang kedua kelas 3 SMA, yang ketiga ikut pak leknya dan sekolah di Bali, dan yang keempat masih kelas 2 SD. Jika tidak bekerja terus siapa yang membiayainya,” ujar Catur.

Karena penghasilannya yang tak menentu, Catur menyiasati memenuhi kebutuhan keluarga dengan menabung disaat daganganya ramai. Walaupun, omset penjualannya di bawah Rp. 50 ribu.

“Kalau normal Rp. 15 – 20 ribu. Kalau ramai bisa Rp. 50 ribu,” ungkapnya.

Catur juga dibantu istrinya untuk mencukupi kebutuhan keluarga dengan menjadi buruh cuci atau setrika, jika ada orang yang menyuruh. Sedangkan anak yang keduanya, juga ikut membantu berjualan di kala tak bersekolah karena sistem daring.

“Saya juga mendapatkan bantuan PKH dari pemerintah,” ungkap Catur.

Di tengah keterbatasan dan semangat hidupnya, Catur hanya memiliki keinginan sederhana. “Yang saya inginkan hanya dapat jualan dengan lancar untuk memenuhi kebutuhan keluarga,” pungkasnya.//

iklan warung gazebo