Dinas PU Pengairan Banyuwangi Siagakan Anggotanya 24 Jam Untuk Hadapi Dampak La Nina

by -547 Views
Writer: Wimbo Sasono
Editor: Herry W. Sulaksono
Kepala Dinas PU Pengairan Banyuwangi Dr.Ir.H.Guntur Prambodo MM. (wimbo/seblang.com)

Banyuwangi, seblang.com – Dinas Pekerja Umum Pengairan (PU Pengairan) Kabupaten Banyuwangi menyiagakan anggotanya selama 24 jam di pintu air (dam). Terutama di dam besar, seperti di Karangdoro, Setail, Concrong, dan Blambangan.

Plt. Kepala Dinas PU Pengairan Kabupaten Banyuwangi Banyuwangi Dr. Ir. H.Guntur Priambodo MM., mengatakan, jika kita melihat keterangan BMKG, wilayah Indonesia diperkirakan mengalami dampak La Nina. Peningkatan curah hujan berkisar 70 persen dari normalnya, pada bulan November hingga Februari tahun depan,

Banyuwangi kemungkinan terjadi lagi, seperti banjir di Kandangan dan Sumberagung karena curah hujan mencapai 97mm dengan durasi lama sekitar 10 jam dengan intensitas paling rendah 3 jam, karena kondisi daerah tangkapan airnya semakin kritis, maka akibat curah hujan itu air masuk ke sungai sehingga ada beberapa titik yang tahun lalu ada sedimentasi sehingga air meluap dan menggenangi permukiman dan sawah milik warga,” kata Guntur disela pelantikan pejabat eselon di Pendapa Shaba Swagata, Jumat (05/11/2021), kemarin

Oleh karena itu, Guntur juga menyampaikan bahwasanya sudah ada kegiatan dan identifikasi titik-titik rawan untuk mempersiapkan langkah-langkah atau solusi dan antisipasi ke depan. Ada dua hal yang harus dipahami yakni melihat dari sumber daya manusia (SDM) dan infrastrukturnya.

“Kita tentu nggak mengharapkan timbul kejadian karena human error,  maka sumber daya manusia (SDM) kita mulai dari penjaga pintu air (PPA) , dan juru pengairan serta kordinator masing-masing wilayah kita siagakan. Khusus untuk PPA dan juru air kita siagakan 24 jam. Jika terjadi luapan air sungai sewaktu-waktu, pintu air harus segera dibuka dioperasikan sesuai  standar operasional agar tidak terjadi luapan, sehingga anggota kami siap dan tidak terjadi human eror, ” ujarnya

Sementara itu, untuk infrastruktur pihaknya terus melakukan monitoring terhadap pintu air atau dam besar salah satunya seperti dam Karangdoro.

“Kita cek pintu-pintu airnya  agar bisa bekerja dengan baik, juga ada beberapa titik wilayah banjir run off (aliran air yang berasal dari air hujan) yang terjadi di Wongsorejo dan Alasmalang, ada sungai yang crossing di jalan nasional, jembatan dan gorong-gorongnya sudah lama, dan run off-nya tidak ada penahan di atas sehingga air hujan masuk ke sungai bersama sampah kayu  memasuki jembatan yang lebarnya kurang, sehingga terjadi luapan air, maka kita siapkan alat berat di situ untuk mengangkat sampah tumpukan kayu yang menyumbat jembatan agar tidak terjadi luapan air sungai,” ujarnya.

Guntur juga menambahkan, Bupati telah mengadakan rapat dan memerintahkan SKPD untuk siaga banjir. “Bupati memerintahkan para camat untuk mengintruksikan kades maupun kepala kelurahan untuk selalu mengimbau warganya agar tidak membuang sampah di sungai dan semoga di wilayah kita, Banyuwangi ini tidak terjadi luapan banjir yang besar,” ujarnya. //

iklan warung gazebo