Banyuwangi,seblang.com– Indonesia merupakan negara kepulauan, salah satu terbesar di dunia. Jumlah pulaunya kurang lebih 17 ribu pulau, panjang garis pantai 81 ribu kilo meter. Hal ini menjadikan sebagian wilayah Indonesia adalah pesisir. Kawasan dengan dengan sumber daya alam yang tinggi dan bernilai ekonomis.
Salah satunya Banyuwangi, daerah yang berada di ujung timur pulau Jawa ini memiliki panjang garis pantai mencapai 175 kilometer. Dengan ini Banyuwangi berpotensi penghasil ikan laut terbesar. Bahkan sampai saat ini masih mendominasi hasil perikanan di Indonesia, baik tangkap maupun budidaya.
Pesisir desa Grajagan terletak sekitar 52 kilometer sebelah Selatan kota Banyuwangi. Wilayahnya, juga menjadi bagian dari Taman Nasional Alas Purwo, dengan luas area sekitar 300 kilometer persegi. Teluk Grajagan berbatasan langsung dengan Selat Bali dan Samudera Hindia. Hal ini jelas menguntungkan, sebab membuat laut Grajagan melimpah potensi perikanannya, salah satunya kerang.
Sebagian besar Penduduk Grajagan bermata pencariannya sebagai nelayan. Salah Satu Sarni warga dusun Grajagan pantai, yang kesehariannya nelayan pencari kerang,. Bapak dua anak itu mencari kerang untuk kelangsungan hidupnya, dia mencari kerang kemudian dijual ke pasar.
“Nantinya kerang ini saya jual kepasar, segelas takaran jual sebesar 7 ribu rupiah,” katanya
Sarni, mencari dan menjual kerang tersebut untuk kebutuhan hidupnya sehari hari. Salah satunya untuk memenuhi kebutuhan anaknya yang sedang bersekolah. “Untuk pembayaran dan saku sehari-hari anak saya sekolah,” ujarnya
Pendapat bapak dua anak itu tidak mencapai Rp 50 ribu. Karena jumlah pendapatan pencarian kerang tidak menentu. “Terkadang saya dapat seket ewau(50 ribu rupiah), disisipkan untuk kebutuhan lain dan beli beras buat makan,” cerita Sarni.
Meskipun begitu dengan pendapatan pas-pasan Sarni tetap optimistis untuk lanjut menyekolahkan anak anaknya dan Sarni berharap pemerintah setempat dapat memperhatikan keluarganya. Karena menurutnya selama pandemi Sarni tidak pernah mendapat bantuan selama pandemi covid19
“Tidak pernah mas Kami hanya dapat bantuan masker dan beras kayak yang biasanya (BPNT). Selain itu tidak ada lagi,” sambungnya. //