Banyuwangi, seblang.com – Dampak Covid-19 sangat berpengaruh ke perekonomian masyarakat. Selama pandemi, hampir seluruhnya nyaris tak mendapat penghasilan untuk mencukupi kebutuhan hidup keseharian. Kondisi ini juga sangat dirasakan para seniman di Banyuwangi. Karena dampak tersebut, mereka tak bisa lagi berkarya, lantaran pementasan seni musik baik modern dan tradisional belum mendapat izin mentas dari pemerintah.
Kondisi ini dikatakan Gatot, seniman Jaranan Buto asal Desa Sembulung, Kecamatan Cluring. Karena itu, ia bersama rekan sejawatnya nekat ngamen di jalanan. Dia menari lengkap dengan kostum dan gamelan khas jaranan asli Banyuwangi. Meski hasilnya tak menentu, dengan cara ini dia digunakan untuk mencukupi kebutuhan pokok kesehariannya.
“Terkadang kita juga pentas atas permintaan masyarakat. Kita diundang untuk pentas dengan durasi satu jam. Hasilnya untuk beli makan. Selama pandemi kita nyaris tak bisa mentas karena tak ada izin,” terang Gatot, Sabtu (30/10/2021).
Cara lain untuk bisa bertahan di masa pandemi bapak satu anak ini membuka usaha lain, dia membuka warung kopi dan makanan di depan rumahnya. Dengan usaha ini dia berharap bisa mendapat penghasilan tambahan. Namun, saat Banyuwangi menerapkan PPKM, usaha yang dibuka itu itu sepi dan beberapa kali terkena operasi program pembatasan dari petugas PPKM.
“Baru buka suruh tutup di jam 8 malam. Saya sudah berusaha, namun kondisinya tetap seperti ini. Kalau begini terus solusinya bagaimana,” keluhnya.
Dari dampak ini dia meminta kepada pemerintah daerah sekiranya para seniman, khususnya seni tradisional bisa mendapat perhatian dan bersama- sama mencari solusi agar seni di Banyuwangi tetap bergeliat meski di masa pandemi.
“Informasinya saat ini sudah bisa mentas. Tapi harus mematuhi protokol kesehatan. Kita ini orang seni juga berharap ada solusi,” harapnya.
Dampak yang sama juga dirasakan Wandra Restusiyan seniman musik modern kebanggan warga Banyuwangi. Selama pandemi, dia dan rekan-rekannya juga tidak mendapatkan job mentas. Untuk mencari solusi agar dia tetap bisa berkarya bersama rekan-rekan artis dan musisi Banyuwangi.
Kemudian dia mempunya ide untuk menggelar pentas seni musik secara online melalui akun ‘youtube’ lengkap dangan para musisi dan artis. Dari cara ini menurut Wandra, para musisi dan artis bisa bertahan di masa pandemi dengan harapan selama ngamen online ada pemirsa akun youtube memberikan saweran melalui rekening yang dipasang di layar akun tersebut.
“Cara satu-satunya kita ngamen online,” jelas Wandra, Sabtu (30/10/2021).
Namun sebelum ide tersebut digelar, dia berusaha melakukan komunikasi dengan pejabat pemerintah dan DPRD Banyuwangi untuk menyampaikan ide tersebut. Hasilnya, gagasan ini bisa diterima oleh pemerintah Kabupaten Banyuwangi hingga uji ngamen online bisa diselenggarakan dengan protokol kesehatan.
“Alhamdulillah, dari uji cobanya temen – temen musisi dan artis bisa mendapatkan saweran. Sampai saat ini sudah 6 kali digelar,” terang Wandra.
Menanggapi hal ini, Choliqul Ridho Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi melalui sambungan telpon mengatakan nantinya ngamen online juga bisa digelar oleh seniman musik tradisional. Dengan catatan grup keseniannya terdaftar di Disbudpar Banyuwangi.
“Ngamen online sudah berjalan dan bisa dilakukan untuk seniman musik tradisonal, dengan catatan sudah terdaftar,” papar Ridho, Sabtu (30/10/2021).
Pihaknya menambahkan, saat ini Banyuwangi masuk PPKM level 2. Acara pentas sudah mendapatkan izin, namun tetap harus mematuhi protokol kesehatan serta mendapat pengawasan.
“Sekarang sudah bisa mentas dengan catatan harus patuh prokes. Harapan saya semoga pandemi segera berakhir agar kesenian di Banyuwangi bisa beraktivitas kembali,” harap Ridho.