Banyuwangi, seblang.com – Seorang santri Pondok Pesantren (PONPES) Alfalah, Ploso Kediri, bernama Ahmad Faisal Mujib (18) warga Dusun Panjen, RT 04/RW 02, Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, mengakhiri hidupnya dengan gantung diri.
Hal tersebut terjadi diduga lantaran korban merasa tidak betah tinggal di lingkungan ponpes, yang akhirnya mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri, Rabu (27/10/2021) dini hari.
Menurut keterangan Kapolresta Banyuwangi melalui Kapolsek Sempu, Iptu Karyadi, setelah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) kronologi kejadian diduga karena almarhum tidak betah tinggal di ponpes.
“Korban pertamakali ditemukan oleh saksi bernama Nur Kholis (48) dan Suratmi (46) yaitu bapak dan ibu korban korban. Mereka melihat langsung kondisi Ahmad dalam keadaan sudah menggantung menggunakan tambang kecil (nylon) yang diikatkan ventilasi di atas jendela kamarnya,” kata Iptu Karyadi.
Lalu ayahnya segera menolong dan memotong tali tersebut. Kondisi korban saat itu masih hidup. Kemudian dibantu seorang saksi lagi yang bernama Imam M (47) Kadus Dusun Panjen, Desa Jambewangi, langsung membawa korban ke Puskesmas Sempu guna memperoleh pertolongan, dan melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Sempu.
Sesampai di puskesmas nyawa korban sudah tidak tertolong. Dari hasil VER (visum luar) yang dilakukan tenaga kesehatan (nakes) Puskesmas Sempu, menunjukan ciri-ciri khusus layaknya orang gantung diri disertai tidak adanya unsur penganiyaan, jelas Kapolsek Sempu.
Keterangan nakes Puskesmas Sempu, diperkuat dengan hasil keterangan yang disampaikan orang tua almarhum, bahwa kemungkinan korban melakukan tindakan tersebut diduga lantaran tidak betah tinggal di Ponpes, mengingat dia selalu menunda saat disuruh berangkat ke pondok.
Masih kata Iptu Karyadi, sementara Barang Bukti (BB) berupa tambang kecil (Nylon) telah kita amankan di Mako Polsek Sempu, guna dimusnahkan, pungkas Kapolsek Sempu, Iptu Karyadi, kepada Wartawan ,Kamis (18/10/2021) pagi. //