Banyuwangi, seblang.com – Terkait kendala yang dihadapi dalam melakukan persiapan tim dengan waktu yang sangat terbatas menjadi masalah klasik sepak bola di Indonesia. Sehingga kondisi yang ada bukan menjadi kendala namun dianggap suatu tantangan yang penuh semangat untuk menunjukan kepada masyarakat tim Persewangi mampu memberikan yang terbaik bagi Banyuwangi
Pernyataan tersebut disampaikan Isdiantono, Head Coach Persewangi Banyuwangi kepada wartawan media ini seusai latihandi lapangan GOR Tawangalun Banyuwangi Rabu (13/10/2021).
Menurut dia, kesanggupan menjadi pelatih kepala (Head Coach) Persewangi Banyuwangi dalam menyongsong kompetisi Liga 3 Zona Jawa Timur dalam waktu kurang dari satu bulan merupakan satu tantangan yang cukup berat dan dia siap menanggung resikonya.
Mantan pemain Deltras Sidoarjo tersebut menuturkan dengan sisa waktu yang ada dia berupaya maksimalkan potensi yang ada dan berharap support dan dukungan masyarakat Banyuwangi serta bekerja keras dan berusaha semaksimal mungkin.
“Untuk mengoptimalkan satu tim ini kita memang butuh kekompakan dan kerja sama yang baik, terutama dari tim pelatih, pemain, manajemen dan semua pihak terkait yang lain. Yang bisa kami lakukan bekerja keras dan berupaya maksimal untuk hasil akhir terserah dalam pertandingan di lapangan,” tegas pria asal Jambewangi Kecamatan Sempu itu.
Sementara Jos Rudy S., Manager Tim Persewangi Banyuwangi mengungkapkan saat ini Persewangi sudah amat siap dalam menyongsong kompetisi liga 3. Tim pelatih yang baru terdiri dari; pelatih kepala Isdiantono, asisten Nurkholis dan Agus Pelo.
Adapun jumlah pemain 25 orang yang sudah final karena sudah tanda tangan kontrak baik jajaran pelatih maupun pemain, termasuk yang terakhir Johan yang merupakan pemain senior yang sepakat menanda tangani kontrak.
“Biasa dalam perjalanan selalu ada ujian dan cobaan jajaran manajemen berupaya mengambil hikmahnya saja. Yang penting tetap semangat dan optimis untuk Persewangi lebih baik,” tegas Jos Rudy.
Tokoh bola asal Srono itu menuturkan dirinya menyukai dan mencintai sepakbola. Kemudian menyadari sepenuhnya tidak mudah menghidupi bola Banyuwangi sehingga perlu kerja ekstra karena saat ini dituntut mandiri tanpa ada campur tangan pemerintah.
“Tetapi dengan optimisme dan keyakinan yang kuat Insya Alloh selalu diberi kemudahan dan selalu ada jalan keluar atau solusi terbaik terbukti semuanya bisa terlewati dan bisa eksis sampai saat ini,” pungkasnya.//