Kadisbudpar Jatim Ingatkan Masyarakat Tidak Terjebak Eforia Terkait Destinasi Wisata Dibuka Lagi

by -414 Views
Sinarto, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jawa Timur (Jatim) (kiri) di Pendapa Sabha Swagatha Blambangan Banyuwangi

Banyuwangi, seblang.com – Dalam tahap awal pembukaan kembali sektor pariwisata, masyarakat diharapkan tetap hati-hati dan waspada serta mampu  mengendalikan eforianya agar tata kelola wisata pasca pandemi diatur sedemikian rupa sehingga 5M bisa terwujud.

Demikian disampaikan Sinarto, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jawa Timur (Jatim) di Pendapa Sabha Swagatha Blambangan Banyuwangi Sabtu (18/09/2021).

Menurut dia pada dasarnya, sektor pariwisata mengikuti negara yang saat ini menghadapi Covid 19.Lalu punya strategi untuk mengekspos cluster level yang di level itulah kalau ada aturan-aturan yang harus dipatuhi oleh semua sektor termasuk pariwisata.

”Level 1 dan 2 boleh buka 25 persen  dan 15 persen tetapi dengan catatan protokol kesehatan ditambah satu lagi untuk aktivitas Tracing supaya kuat ada “Peduli Lindungi “nya,”jelas Sinarto.

Selanjutnya ada pendekatan yang lebih mengarah pada kompetisi global itu di semua negara manapun setelah ada Covid 19 maksimalkan tentang terwujudnya Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan) atau  CHSE.

Tetapi kalau berani membuka resikonya harus tanggung jawab bagaimana lalu antisipasi tidak ada cluster baru tentang Covid 19  di daerah pariwisata. Lalu sekarang ada yang namanya program uji coba di beberapa wilayah yang masih statusnya level 3 dan 4.

”Kondisi itu adalah memberikan 1 peluang bahwa tantangannya ada kalau berani membuka karena sebenarnya di Inmendagri tidak boleh. Apabila dicoba berarti ada beberapa tantangan yang harus di kendalikan,” imbunya.

Sinarto menegaskan vaksinasi itu menjadi kunci pemerintah untuk membangkitkan kepariwisataan juga sisi pentingnya menjaga kesehatan. Sehingga orang itu bisa berjalan ke mana-mana sehat dan tidak saling mempengaruhi dalam kondisi sakit.

Di mana didalam Peduli Lindungi  ada simbul hijau kuning merah dan hitam. Apabila di Peduli Lindungi  terbaca hitam berarti orang tersebut terjangkit. Selanjutnya kalau merah bisa jadi dia belum mendapatkan vaksin. Tetapi kalau warnanya hijau sudah vaksin dua kali dan kuning berarti yang bersangkutan baru satu kali mendapatkan vaksin.

Disbudpar Jatim  kami sangat berharap vaksinasi sukses kalau persentase vaksinasi nya itu bagus masyarakat sudah bisa sedikit lega,  bergerak kemana-mana termasuk ke tempat wisata. Tetapi tetep pada pikiran serius konsisten menjaga protokol kesehatan karena varian itu selalu ada ketika terjadi transmission itu biasanya akan muncul varian-varian baru.

Pihak Disbudpar mencoba mengakses pada pikiran-pikiran kesehatan seperti itu dan berharap semoga vaksinasi bagus. Selanjutnya para pengusaha pariwisata melakukan pelayanan sesuai dengan protokol kesehatan,  semua komponen pendukung penyelenggara usaha pariwisata harus konsisten sehat lebih dulu,imbuhnya.

“Tata kelolanya diatur sedemikian rupa sehingga 5 M itu terwujud . Masyarakat mohon hati-hati eforianya dikendalikan. Kalau di bawah umur 12 Tahun jangan dulu karena belum ada vaksin untuk usia 12 tahun ke bawah,” imbuh Sinarto.

Selanjutnya apabila ada pengelola wisata yang mempunyai usaha yang daya tariknya air sabar dulu. Karena pemerintah masih memikirkan secara bertahap. Karena namanya air itu yang di satu persoalan penting dalam mengendalikan Covid 19. Dan warga masyarakat yang berusia di atas umur 70 tahun juga harus hati-hati dan itu tidak gegabah dan tidak sembrono untuk masuk ke destinasi pariwisata,pungkasnya. (nur/hei)

iklan warung gazebo