Banyuwangi , seblang.com – Masyarakat Banyuwangi saat ini digemparkan oleh kabar baru tentang Kawah Ijen. Banyak pihak menyayangkan tindakan yang dilakukan oleh Pemerintah Banyuwangi mengenai perjanjian pembagian Tapal Batas Pengelolaan Ijen antara Bondowoso dan Banyuwangi.
Menurut Bagus Alfiyan Pujo Santoso, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi), Ijen merupakan salah satu Icon Kabupaten Banyuwangi sejak dulu. Sejak belum berkembang hingga sekarang menjadi salah satu primadona kunjung wisatawan. Bahkan gambar Ijen juga tercantum pada logo dari kabupaten Banyuwangi.
“Yang tentunya setiap makna dalam logo tidak ada yang kebetulan, atau bahkan secara sembrono tercantumkan. Baru-baru ini juga muncul tanggapan dari pemerintah yang menyebutkan “Masyarakat Banyuwangi Sudahlah Jangan Buang-Buang Tenaga”. Ini bukan merupakan buang-buang tenaga kami yang sia- sia. Kami meyakini dan merasa bahwa Ijen adalah potensi Banyuwangi, “ujar Bagus melalui WhatsApp (WA) Selas (6/07/2021).
Permasalahan Ijen kali ini harus menjadi perhatian serius semua pihak khususnya masyarakat Banyuwangi, Ijen merupakan potensi wisata Banyuwangi. Tanda tanya besar untuk kita semua berhak mempertanyakan, dinamika apa yang dimaksudkan pemerintah daerah Banyuwangi dalam penandatanganan itu? Penekanan apa yang diterima? Paksaan dengan cara apa yang dilakukan?, imbuh Bagus seolah bertanya.
“Kami seolah-olah dibuat bingung atas ketidaksinkronan antara penyampaian lisan dan bukti tulisan yang ada. Katanya, kebijakan memang berdasar dari suatu kebajikan. Katanya, memperjuangkan apa yang semestinya menjadi hak kita semua untuk didapatkan,”,imbuhnya.
Bagus menambahkan, kenapa ketika sudah menjadi milik Banyuwangi justru akan dilepas begitu saja? Hanya karena sebuah dinamika? Tindakan yang memicu permasalahan besar yang seakan-akan menjadi sebuah ketidaksengajaan yang bisa semudah itu ditoleransi.
Alumni SMAN 1 Srono menuturkan permasalahan yang ada memang bukan kali pertama terjadi. Perdebatan. Pada 2007 status kepemilikan Gunung Ijen sudah pernah diperbincangkan, karena potensi wisata dan tambang belerang yang dimiliki gunung berapi dari ijen tersebut.
Selama 14 Tahun telah berlalu Ijen berdiri kokoh dan dikenal sebagai destinasi wisata unggulan Banyuwangi, bahkan sampai saat ini disebutkan terkait julukan “Triangle Of Diamond” yang salah satunya adalah kawah Ijen. Hal ini dibuktikan dalam peta secara geografis yang membentuk garis segitiga ketika ditarik lurus bersama 2 wisata lainnya yakni Plengkung dan Sukamade, tambah Bagus.
“Kenapa baru sekarang kembali diperdebatkan ketika ijen sudah benar benar menjadi primadona baru dalam dunia pariwisata. Kami berharap pemerintah Banyuwangi bisa mengembalikan Ijen ke pelukan Banyuwangi,” pinta aktivis Poliwangi tersebut. (nurhadi)