Banyuwangi, seblang.com – Para tuna netra di Banyuwangi kini bisa mengakses layanan dokumen administrasi kependudukan (adminduk) seperti KTP elektronik, Kartu Keluarga (KK), dan Akta Kelahiran dengan huruf braille.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menjelaskan, layanan ini dilakukan sejak awal 2021. Tujuannya, agar para teman netra bisa membaca identitasnya sendiri dengan mudah. Misalnya saat ditanya nomor induk kependudukan (NIK) maupun identitas detail lainnya.
“Kita ingin memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat, termasuk para teman netra. Semoga ini membantu teman netra, membuat teman netra bisa semakin mudah mengaktualisasikan diri dan berkiprah di ruang publik,” kata Ipuk.
Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Banyuwangi, Juang Pribadi, menambahkan, untuk mengakses layanan ini syaratnya cukup mudah. Bagi teman netra yang sudah memiliki KTP, KK, dan akta kelahiran, cukup membawa dokumennya ke kantor Dispendukcapil, Mal Pelayanan Publik, atau layanan on the spot di kantor-kantor desa selama Bupati Banyuwangi berkantor di desa. Nanti akan langsung dibuatkan salinan dokumennya dengan huruf braille.
“Bagi yang belum punya KTP dan dokumen lainnya, ya tentu mengajukan pembuatan KTP, KK dan akta kelahiran baru. Nanti secara otomatis akan dibuatkan dua, yakni yang biasa dan braille,” kata Juang.
Juang mengatakan, pihaknya akan membangun komunikasi dengan berbagai komunitas yang fokus terhadap penyandang disabilitas untuk ikut mensosialisasikan program ini.
“Kita minta komunitas untuk membantu. Misalnya ada disabilitas, khususnya teman netra, yang belum melakukan perekaman identitas diri, bisa segera menghubungi kami atau bisa melalui desa. Nanti akan kita bantu cek datanya,” cetusnya.
Program ini disambut baik para teman netra. Salah seorang di antaranya adalah Siswanto. Dia senang kini telah memiliki KTP, KK, dan Akta Kelahiran dalam huruf braille.
“Baru sekarang ini tahu bentuknya. Senang banget. Ngurusnya gratis dan mudah. Sekarang kalau ada yang tanya NIK, saya bisa langsung menjawab tanpa harus meminta bantuan orang lain untuk membacakan. Ini sangat membantu,” kata pelajar SMA LB Banyuwangi itu.
Juang menjelaskan, program ini semakin melengkapi berbagai inovasi pemenuhan hak warga Banyuwangi dalam mengakses dokumen kependudukan. Di antaranya dengan program bupati ngantor di desa (Bunga Desa) yang langsung bergerak menuntaskan berbagai urusan dokumen kependudukan warga. Selain itu, ada program ”Camping Embun” (Camping Pelayanan untuk Masyarakat Perkebunan) di mana tim pemda bermalam di kawasan-kawasan perkebunan untuk menuntaskan urusan adminduk warga. (*)