Sementara Suko Prayitno, Salah seorang Ketua DKB Banyuwang mengungkapkan, dalam era kepengurusan saat ini terlibat aktif dalam pelatiha seni budaya. DKB melihat kebanyakan yang ada saat ini anak muda hanya bisa menari Gandrung tetapi sangat sedikit yang bisa nyinden.
Makanya pihaknya mengusulkan kepada Disbudpar Banyuwangi untuk menggelar pelatihan sinden Gandrung bagi kaum milenial. Dan dari 75 calon yang mendaftar akhirnya penyelenggara menilai 40 remaja yang lolos menjadi peserta.
“Peserta yang lolos dari wilayah Rogojampi ke selatan seperti Purwoharjo, Glenmore, Kalibaru dan beberapa wilayah lain. Fakta ini cukup membanggakan karena seni Gandrung bukan hanya milik masyarakat Using namun sudah menjadi milik warga Banyuwangi,”jelas Suko.
Selanjutnya Suko menambahkan 4 maestro Gandrung yang menjadi mentor masing-masing memilii cengkok yang berbeda. Awalnya peserta tidak paham namun setelah mendapatkan penjelasan dari para senior Gandrung akhirnya memahami perbedaan cengkok yang merupakan bentuk inprovisasi dalam membawakan gendhing Using.
Wartawan : Nurhadi