Madiun, seblang.com – “Sampah yg dulu lain dengan sekarang, dulu dibuang sekarang jadi uang, dulu dulu dulu jadi masalah, Sekarang bisa jadi berkah. Sampah yang kering ditimbang dan di jual, didaur ulang ada nilai nominal, lingkungan bersih indah dan nyaman, warganya aman dan tenteram. Bank sampah sangatlah berdaya guna, utamanya ibu ibu rumah tangga. Modal usaha selalu siap sedia tabungan untuk hari raya”.
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Madiun yang di Kepalai Ir. Edy Bintardjo, MTP, terus melakukan sosialisasi dan pembinaan terhadap masyarakat desa. Tak hanya melalui sebuah lagu diatas, jargon yang sangat bermakna juga ditanamkan untuk mengedukasi warga.
Melalui staf kebersihannya Siyam Sumartini, mengungkapkan hingga saat ini tercatat sebanyak 180 Bank Sampah menyebar diseluruh wilayah Kabupaten Madiun.
“Di setiap sosialisasi kepada warga, kita pasti pasti utamakan jargon kita. Hiduplah bersama sampah daripada hidup menjadi sampah. Terbukti, melalui lagu dan jargon yang kita edukasikan, Kabupaten Madiun sudah menembus angka 180 unit Bank Sampah yang tersebar merata yang seluruhnya bermitra ke Bank Sampah induk, Desa Sambirejo Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun,” tuturnya kepada wartawan, Kamis pekan lalu (18/2).
Dengan berlandaskan ekonomi kreatif dan kemasyarakatan, Bank sampah binaan DLH Kabupaten Madiun terus berinovasi dari waktu ke waktu. Berbagai opsi penukaran sampah bisa ditentukan oleh nasabah bank tersebut. Mulai dari sembako, tabungan hari raya, tabungan pendidikan, bahkan 2021 sudah ada wacana sampah ditukar dengan emas.
“Nanti warga yang mengumpulkan sampah itu sifatnya menabung, dan monggo pilih yang mana disesuaikan kebutuhan. Kalau yang sampah ditukar emas itu program tahun ini, kita kerjasama dengan pegadaian,” imbuhnya.
Siyam menambahkan terkait perputaran bank sampah dari masyarakat sampai ke bank induk. “Untuk alurnya simple saja, dari warga ke bank Bank sampah unit di desa, setelah di unit terkumpul, bisa disetorkan ke bank induk, sedangkan dari bank induk, pihak kita (DLH) membantu mengembangkan kerjasamanya ke kota kota besar, seperti Jombang, Gresik, Surabaya. Bahkan wacana terdekat ini, akan dikembangkan lagi suplay ke Tulungagung dan Pasuruan,” tutupnya.
Hadirnya Bank Sampah tingkat desa sangat membantu menumbuhkan kesadaran masyarakat. Merubah mindset warga terhadap sampah, yang dulunya dibuang begitu saja, mencemari lingkungan. Kini memiliki nilai ekonomi yang berarti terlebih lagi dimasa pandemi.
Peringati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2021yang bertema ‘Sampah Bahan Baku Ekonomi disaat Pandemi’, Edy Bintardjo berpesan, mengajak seluruh masyarakat untuk peduli terhadap sampah dan mampu bangkit dari keterpurukan ekonomi dimasa pandemi.
“Saatnya Peduli terhadap sampah, kita mampu kreasi dan berinovasi untuk merubah sampah yang awalnya tak bernilai, menjadi memiliki nilai jual yang tinggi. Hiduplah bersama sampah daripada hidup menjadi sampah,” tutupnya.
Wartawan : Anwar Wahyudi