Penyandang Disabilitas Banyuwangi Menegakkan Keadilan Pemilu Dengan Segala Keterbatasan

by -389 Views
Wahid Naufal sedang bertugas
iklan aston

Banyuwangi, seblang.com – Lahir dengan keterbatasan fisik tidak menyurutkan semangat Wahid Naufal, seorang penyandang disabilitas daksa di Banyuwangi untuk mengabdi kepada bangsa dan negara. Dengan ketidaksempuranaannya, dia berjuang keras untuk terlibat aktif dalam menegakkan keadilan pemilu pada kontestasi pemilihan bupati dan wakil bupati Banyuwangi tahun 2020.

Naufal yang lahir pada 7 November 1993 adalah warga dusun Krajan Timur, Desa Segobang, Kecamatan Licin Banyuwangi, ini memang terlahir dengan ketidaksempurnaan. Tidak seperti manusia normal umumnya, Naufal dilahirkan tanpa dilengkapi dengan dua tangan.

iklan aston
iklan aston

Namun, dengan keterbatasan yang ada dengan pantang menyerah dan penuh semangat, Naufal mencurahkan seluruh tenaga dan pikiranya untuk terlibat dalam melindungi hak pilih masyarakat untuk menentukan pemimpin Banyuwangi selama 5 tahun ke depan.

Naufal kini bertugas sebagai pengawas di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 09 di Desa Segobang. Bahkan ini merupakan pengalaman yang ketiga kalinya bagi dirinya bertugas sebagai Pengawas-TPS.

Sebelumnya dia pernah mengemban tugas serupa pada Pemilihan Gubernur Jawa Timur Tahun 2018 dan Pemilu Tahun 2019. “Pernah di Pilgub dan Pemilu kemarin. Ini yang ketiga kalinya,” kata Naufal di TPS 09 desa Segobang Rabu (9/12).

Naufal mengaku termotivasi untuk terlibat aktif sebagai penyelenggara pemilu, karena ingin mewujudkan pemilu yang adil dan berdemokrasi sesuai aturan perundangan undangan. “Kami (kaum disabilitas) juga memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk berperan aktif dalam pesta demokrasi. Termasuk menjadi penyelenggara untuk menegakkan keadilan pemilu,” tegasnya.

Selanjutnya Naufal mengungkapkan, gelaran Pilbup tahun ini memang berbeda dengan pelaksanaan pemilu-pemilu sebelumnya. Sehingga peran tugas dan fungsi yang diemban pengawas juga lebih berat mengingat Pilkada serentak kali ini dilaksanakan di tengah suasana pandemi Covid 19.

Selain bertugas memastikan hak pilih masyarakat terpenuhi, pengawas juga harus mengawasi dan memastikan dalam proses pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara di TPS, semua petugas dan warga masyarakat mematuhi dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

“Ini menjadi tantangan sendiri bagi kami (pengawas) untuk memastikan tidak ada pelanggaran selama coblosan. Sekaligus memastikan masyarakat aman dan terhindar dari terpapar wabah Covid 19 dengan menerapkan protokol kesehatan ketat,” imbuhnya.

Dalam menjalan tugas di lapangan dengan cekatan, dia mengingatkan warga yang ingin menyalurkan hak pilihnya agar mengenakan masker serta protokol kesehatan lainnya. Karena berada di pedesaan sehingga dia menyadari dan memaklumi  pasti ada satu, dua warga yang belum faham. Hal tersebut merupakan tantangan bagi penyelenggara pemilu untuk sosialisasi dan memberikan edukasi masyarakat,lanjut Naufal.

Dengan keterbatasan yang dimiliki, ternyata penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk laporan hasil pengawasan tidak menjadi masalah berarti baginya. Terbukti meskipun tidak  memiliki tangan dan jari, Naufal nampak lihai mengoperasikan handphone (HP) android dengan lengannya untuk melaporkan hasil pengawasan secara online.

Anak semata wayang pasangan Abdul Hamid dan Siti Aminah ini berharap ke depan agar lebih banyak lagi kesempatan bagi kaum disabilitas. Sebab di balik kekurangannya, disabilitas sebenarnya juga memiliki potensi yang tidak kalah dengan manusia normal lainnya.

“Kami (disabilitas) memiliki kemampuan yang bahkan kadang tidak dimiliki oleh manusia normal. Tentu berharap lebih banyak lagi peluang dan kesempatan bagi kami, khususnya di bidang ketenagakerjaan,” pintanya.

Sementara Umu Khalifah, Ketua Panwascam Licin, mengungkapkan, sejak awal pihaknya memang memberikan peluang dan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat yang ingin berpartisipasi sebagai pengawas TPS, termasuk bagi penyandang disabilitas atau warga berkebutuhan khusus.”Tentunya ada kualifikasi dan integritas dalam penegakkan keadilan pemilu. Karena memang memenuhi syarat, maka Mas Naufal kami terima sebagai pengawas TPS,” ungkapnya.

Bahkan Umu memberikan apresiasi terhadap Naufal, karena tidak pernah terlambat dalam melaporkan hasil pengawasan. Terutama dalam pengisian Siwaslu (Sistem Pengawasan Pemilu) yang dilakukan secara online. ” Dengan segala keterbatasan yang ada, Mas Naufal ternyata mampu  melaksanakan tugasnya dengan baik, sehingga patut mendapatkan  apresiasi dari semua pihak, ” imbuh Umu.

Wartawan : Nurhadi

No More Posts Available.

No more pages to load.