Banyuwangi,seblang.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) mulai malam ini sampai sekitar satu minggu ke depan memanjakan masyarakat menikmati sajian seni budaya dan mengajak mengenal lebih dalam tentang kesenian Gandrung. Sajian tersebut yang dikemas dalam Pameran Lukis, Patung Fotografi Sewu Gandrung yang digelar mulai pukul 19.00 pada 14 November sampai dengan 21 November 2020 di kawasan kantor Disbudpar Banyuwangi.
Menurut kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi melalui Plt Kepala Bidang Pemasaran, Ainur Rofiq, pameran menjelang akhir tahun ini dinilai istimewa karena menampilkan 65 karya lukis para seniman lokal Republik Oesing, pameran karya puluhan patung dan fotografi pematung dan fotografer handal Banyuwangi.
”Dalam Pameran lukis kali ini panitia berupaya mengakomodir semua seniman lukis berbagai aliran yang ada di Banyuwangi. Salahsatu tujuanya even ini sebagai ruang pamer atau etalase karya hebat mereka sehingga apabila yang pengunjung yang tertarik bisa terjadi transaksi,”jelas Rofiq.
Alumni Fisipol Universitas Jember itu menuturkan selain memamerkan karya tulis kota Gandrung, even yang digelar akan menampilkan berbagai macam seni pertunjukan musik, teater maupun seni budaya yang tumbuh dan berkembang di Banyuwangi, melukis on the spot hunting photo dan lain sebagainya.
Selain itu bagi pengunjung panitia juga menyiapkan aneka macam minuman jenis kopi dan jajanan tradisional khas masyarakat Oesing secara gratis. Sehingga mereka bisa ngopi sambil mendengarkan sajian seni musik dan tampilan seni budaya serta menikmati berbagai macam karya maestro seniman lukis Banyuwangi yang menampilkan obyek penari Gandrung dalam berbagai macam aliran,imbuh pejabat berkumis itu.
Selanjutnya karena pameran lukisan kali ini digelar masih dalam situasi pandemi wabah Covid 19 maka pihak panitia meminta para pengunjung, peserta pameran maupun panitia pelaksana untuk tetap mematuhi protokol kesehatan mulai dari memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak maupun protokol kesehatan yang lain.
”Untuk pengunjung yang ada di dalam arena pameran kami membatasi 150 orang saja. Mereka harus mematuhi protokol kesehatan dan menjalani tes suhu tubuh sebelum masuk arena. Bagi mereka yang suhu tubuhnya lebih dari 37,5 derajat dengan terpaksa tidak diIzinkan masuk arena ruang pameran,” tegas Rofiq.
Lebih lanjut dia menambahkan pihaknya membatasi jumlah karya lukis yang dipamerkan dengan berbagai pertimbangan, salahsatunya pertimbangan kapasitas space yang ada di kantor Disbudpar Banyuwangi. Sehingga panitia berupaya maksimal dengan tempat yang sangat terbatas mampu mengakomodasi berbagai komunitas seni yang tumbuh dan berkembang di Banyuwangi. Dan tidak menutup kemungkinan mereka para seniman akan mendapatkan jatah giliran sesuai dengan tema yang ditampilkan.
Wartawan : Nurhadi