Foto:Prosesi doa tolak bala
Banyuwangi, seblang.com – Banyuwangi dinilai sebagai serpihan sorga di tanah Jawa dikenal memiliki kekayaan alam, adat istiadat, seni budaya dan berbagai ritual masyarakat dalam menuntaskan suatu masalah. Termasuk dalam upaya pencegahan dan penanggulangan penyebaran virus corona desease seperti yang dilakukan paranormal Ki Amuk Rogo.
Pada Minggu (17/5/2020), bersama masyarakat, dia menggelar doa bersama tolak balak Covid 19 di Dusun Plosorejo, Desa Kaliploso, Kecamatan Cluring, Banyuwangi. Kampung halaman sekaligus tempat kelahiran pemuda yang senang melakukan ritual di Alas Purwo, salah satu tempat yang dianggap memiliki pamor tinggi bagi orang yang senang tirakatan.
Menurut Ki Amuk Rogo, doa bersama yang dilakukan bersama warga tujuanya sebagai ikhtiar batin untuk memohon kepada Allah SWT agar wabah Covid 19 yang mengancam keselamatan ini segera berlalu. “Mugi musibah Covid 19 sirno ugi ilang musno katuto angin sunyoluri, ono sejatine gak ono,” ucapnya
Pria bernama asli Ponimin tersebut mengaku sengaja menggelar doa bersama tolak balak sebagai upaya spiritual. Melengkapi berbagai langkah pemerintah Banyuwangi dalam mencegah dan menanggulangi penyebaran wabah Covid 19 yang sudah berlangsung lebih dari satu bulan.
Dalam kesempatan doa bersama supranural muda juga mengingatkan warga supaya rajin mencuci tangan dengan menggunakan sabun, selalu menjaga jarak, dan mematuhi physical distancing. Selain itu, juga butuh kesadaran untuk selalu menggunakan masker apabila beraktivitas di luar rumah dan mengkonsumsi makanan bergizi serta membudayakan hidup bersih dan sehat agar bisa meningkatkan imunitas tubuh.
Ahli supranatural muda spesialis peruntungan karier dan pengobatan ghaib ini juga berharap berkah bulan Ramadan membawa kebaikan untuk seluruh masyarakat di Indonesia. “Semoga wabah Covid 19 ini segera berakhir agar semua bisa beraktivitas seperti sedia kala,” cetusnya.
Pada saat Ki Amuk Rogo melantunkan doa dan bacaan mantra, warga masyarakat yang hadir dan mengikuti ritual tolak balak bersama-sama dan kompak meng amini. Suasana khas pedesaan yang hening dan diselingi suara jangkrik serta binatang malam lain membuat gelaran ritual berlangsung dengan khidmat.
Sebagai bentuk kerukunan kekompakan dan kerja sama yang baik dalam kehidupan di desa termasuk dalam ritual doa tolak balak dalam akhir acara Ki Amuk Rogo bersama warga menyantap makanan khas pedesaan, lengkap dengan beragam buah sebagai pencuci mulut. (nur)