Sidoarjo, seblang.com – Hayu Dyah Patria, seorang ahli teknologi pangan asal Sidoarjo, Jawa Timur, berhasil mengidentifikasi 300 spesies tanaman liar yang berpotensi mengatasi masalah kekurangan gizi di Indonesia.
Hayu, kelahiran Gresik 27 Januari 1981, memulai proyeknya pada tahun 2009 dengan memberdayakan ibu-ibu rumah tangga di desa Galengdowo, Jombang. “Untuk melestarikan tanaman liar, sekaligus memperkuat ketahanan pangan dan memerangi kekurangan gizi dengan cara yang masuk akal,” ujar Hayu menjelaskan tujuannya.
Di antara temuannya, Hayu menyoroti potensi daun kastuba dan daun krokot. “Daun kastuba banyak mengandung mineral, sedangkan daun krokot kaya akan asam lemak omega-3 untuk perkembangan sel otak anak,” jelasnya.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar 2010, angka kekurangan gizi di Indonesia masih tinggi, mencapai 17,9%. Kemiskinan menjadi penyebab utama masalah ini. Hayu melihat pemanfaatan tanaman liar sebagai solusi yang terjangkau. “Tanaman ini bisa didapat tanpa uang. Tinggal petik, tapi kandungan gizinya tak kalah dari tanaman budidaya,” tegasnya.
Keberhasilan Hayu telah menarik perhatian kalangan peneliti dan akademisi. Saat ini, 10 spesies tanaman liar sedang diteliti secara mendalam untuk mengungkap potensi nutrisinya.
Upaya Hayu dalam memberdayakan masyarakat dan memerangi kekurangan gizi mendapat pengakuan nasional dengan diraihnya Apresiasi Satu Indonesia Awards pada tahun 2011. Penghargaan ini mengukuhkan posisinya sebagai salah satu tokoh penting dalam perjuangan melawan malnutrisi di Indonesia.
Hayu berharap temuannya dapat membantu mengatasi masalah gizi di seluruh Indonesia, terutama di daerah-daerah yang mengalami kesulitan akses terhadap sumber pangan bergizi. Ia terus melanjutkan penelitiannya dan mengajak masyarakat untuk lebih memperhatikan potensi tanaman liar di sekitar mereka.