“MANCHESTER CITY” KAMPIUN EPL 2021
Kompetisi sepak bola paling elit dan bergensi di planet ini, EPL musin 2021 telah “berakhir”, sang Manchester city “Si Biru” akhirnya kembali menyegel gelar juara liga musim 2020/2021 d itengah pandemi covid 19. Kevin De Bruyne dkk, menambah koleksi trophy ke 7 sepanjang liga ( konon ) tertua di dunia ini.
Jujur dengan kembalinya City menjadi kampiun EPL tahun ini, sebenarnya tidak lantas membuat saya happy he he, ya sebagai fans berat Chelsea..dan didukung performa ciamik Timo Warner dkk di pekan pekan awal kompetisi seakan meyakinkan saya bahwa Thomas Tuchel akan kembali melambungkan The Blues mengangkat Trofi EPL sejak kali terakhir tahun 2016/2017 yang lalu.
Tapi… apapun itu salut buat Pep “gundul” Guardiola, sang arsitek Mancity sehingga pada akhirnya mengunci gelar EPL Tahun ini, meski sang manager sempat mengeluhkan kondisi timnya, “Ini adalah musim dan gelar Liga Premier yang tidak seperti yang lain, ini adalah yang tersulit. Kami akan selalu mengingat musim, kami semua akan mengingat bagaimana cara kami menang, dan Saya sangat bangga menjadi pengelola para pemain kami,”
Apa yang disampaikan sang manager itu memang benar adanya, Sergio Aguero dkk merengkuh sukses musim ini bukan melalui jalan yang mulus, bahkan di awal awal kompetisi City malah sempat terseok-seok, karena pemainnya banyak cidera, dan didera Corona (Covid-19).
Nah kira kira apa kunci sukses Raheem Sterling dkk melewati musim berat tahun ini dengan gemilang? Tentu jawabnya bisa panjang dan rumit, dan pasti tidak sesederhana yang kita bayangkan, dibutuhkan banyak piranti untuk mencapainya, dibutuhkan kerja keras untuk mewujudkannya, dibutuhkan komitmen dari semua unsur untuk meraihnya, dan masih banyak lagi yang harus di siapkan, wooo capek deccccchhh….dan sangat tidaklah mudah untuk menjelaskannya secara rinci, namun sungguhpun demikian tersisa satu jawaban sederhananya…apa itu ?
Hadirnya sosok sang coach ( baca leader ) yang handal dan mumpuni, adalah kunci utamanya….lalu apa yang dilakukan seorang Pep?
Gesss….ternyata kesuksesan seorang pelatih ( leader ) bukan saja ditentukan dan diukur dari seberapa tinggi kemampuannya dalam mengolah taktik saat pertandingan, dan juga bukan ditentukan seberapa jeli saat menentukan starting line up nya, tapi ternyata justru ada hal lain yang juga harus dan wajib di miliki seorang coach, dan itu justru tidak ada hubungannya sama sekali dengan pertandingan,kok bisa ? lalu apa itu..?
Jawabnya sangat sederhana, Pep adalah sosok coach yang mampu menciptkan, membangun dan mempertahankan kualitas skilnya dalam hal Comunication. Wowwww..so simple ya? Pep mampu mengkolaborasikan semua resource tim, mulai dari pemilik klub, para fans, seluruh pemain, para staf bahkan sampai level koki sekalipun, semuanya mampu di “kuasai” oleh si penemu “tiki taka” ini dengan kualitas komunikasi yang sangat bagus, dan ternyata sangat dasyat !
Lalu apa sesederhana itu kah? Tentu tidak sobat…tapi kalau kita ingin menyederhankannya maka bisa kita maknai bahwa , mungkin itu benar adanya karena dengan komunikasi (yang bukan hanya) baik tapi penuh kualitas, rasanya sangat yakin bahwa semua hal bisa di capai…dengan komunikasi yang terjalin dengan lancar dan berkualitas maka muncul TRUST lalu pada akhirnya di level tertinggi dari dampak komunikasi yang baik adalah RESPECT.
Maksudnya apa to ? brother…bisa jadi TRUST dan RESPECT adalah kunci keberhasilan sebuah tim, bagaimana kita bisa berjalan bersama beriringan menuju sasaran yang dituju kalau kita tidak bisa saling percaya dan mempercayai seluruh anggota tim kita? Bagaimana pula kita bisa saling percaya kalau kita tidak ada RESPECT?, dengan trust dn respect semua elemen tim bisa saling mengerti, saling mensupport, saling memahami akan visi dan misi tim, sehingga tim ini menjadi tim yang solid, dengan rasa nyaman dengan rasa saling memiliki, Dan ini jelas pasti menjadi peran utama seorang coach.
Kejadian berikut ini mungkin menjadi bukti nyata, bagaimana hebatnya skill seorang pep, dalam hal komunikasi, trust dan respect pada squad yang di pimpinnya.
Pada suatu kesempatan di sela sela latihan ( saat masih di bayern munchen ) salah satu pemainnya menghadap Pep sambil menangis mengabarkan bahwa orang tuanya sakit keras karena kanker, Pep pun memeluk pemain itu dan ikut menangis, sambil membisikan kalimat..”nak…berdoalah dan yakinlah bahwa saya pastikan klub akan memberikan segalanya demi kesembuhan ayahmu” keren kan?
Di lain waktu saat masih memimpin Messi dkk di Barcelona, Pep bahkan sempat membatalkan latihan, hanya karena ada kabar yang memberitahukan meninggalnya ayah dari salah seorang stafnya, sekali lagi seorang staf…luar biasa !
Dan termasuk yang lebih fenomenal adalah, ketika salah satu sponsor perusahaan mobil akan menghadiahi Pep bersama seluruh pemainnya masing masing sebuah mobil merk tertentu, Pep bersikeras menolaknya hanya karena para stafnya tidak mendapatkan hadiah yang sama. mantap bukan?
Gimana sob….”gokil” kan.? Kejadian itu adalah contoh riil hasil dari sebuah komunikasi yang baik, bagaimana seorang Pep meyakinkan ( trust ) kondisi akan baik baik saja disaat anggota timnya mengalami kejadian, bagaimana tingginya level respect seorang Pep sampai membatalkan latihan dan menolak hadiah mewah untuk menunjukkan empatinya kepada seluruh tim, meski itu untuk anggota yang relatif bukan tim inti..benar benar salut tingkat dewa.
Sob..sekelumit cerita ini bukanlah dongeng, ini riil terjadi di tengah situasi yang bisa jadi sudah sangat sulit kita temukan dalam sebuah tim ( organisasi ), justru yang ada adalah seorang leader lebih mementingkan faktor teknis semata dalam menuju sasarannya, lupa melakukan atau bahkan sekedar memikirkan faktor non teknisnya yaitu komunikasi, trust dan respect…
Dalam jagat persepak bolaan, sebagai penggemar bola pasti kita mengenal banyak manajer ( coach ), mulai era lama sir Alex Fergusion di Manchester United, sang Profesor Arsen wenger di Arsenal, atau di era modern ini ada the special one Jose Mourinho, sang God Father Antonio Conte di Inter Milan,dan masih banyak lagi manajer manejer top, namun harus kita akui tidak banyak yang meraih sukses seperti si Pep Guardiola, baik semasa di Barcelona, Bayern Munchen dan sekarang di City.
Bisa jadi banyak pelatih ( leader ) mempunyai sederet kemampuan dan lisensi, tapi masih saja belum menunjukkan prestasinya, namun sebaliknya ada pelatih yang ( mungkin ) punya kemampuan teknis biasa biasa saja akan tetapi akhirnya mampu membawa timnya juara. Dan tentu idealnya adalah seorang coach ( leader ) mestinya memiliki kemampuan keduanya ( teknis dan non teknis ) yang mumpuni.
Sobat…Pep adalah cerminan bukan hanya sebagai Coach / pelatih tapi lebih dari itu dia adalah seorang leader, namun pasti bukan leader biasa, Pep adalah The Good Leader sekaligus Good Communication, yang tidak hanya hebat di dalam “ lapangan” tapi juga mumpuni di luar “Lapangan”.
Untuk mencapai hasil yang optimal itu kadang tidak harus dilakukan dengan cara yang sulit atau bahkan njlimet, tapi justru kadang bisa di raih dengan hal yang sangat sederhana..apa itu? Meningkatkan kemampuan kualitas komunikasi kita ( sebagai leader ) pada level tertinggi dan membangun trust serta mengedepankan respect..
Jangan berharap lebih akan sebuah timmu bila kamu tidak mampu berkomunikasi dengan baik, trust dan respect, karena itulah INTI dari SUPER TIM.
Viva Pep…Numero Uno Pep…dan Bravo kita semua para “coach”
SAS Pemimpin Cabang Bank Jatim Banyuwangi