Lumajang, seblang.com – Pasca dampak gempa 6,1 SR yang melanda Kabupaten Lumajang, Tim Konselor Bagsumda Polres Lumajang mendatangi tempat para pengungsi untuk berikan Trauma Healing.
Dikatakan Kabag Sumda Polres Lumajang, Kompol Khusnul Khotimah lokasi yang sasaran penyuluhan oleh konselor kali ini dilakukan di 4 titik, diantaranya Dusun Ibu Rojo, Dusun Krajan, Dusun Rojopolo, dan Sukosari, Desa Kaliuling, Kecamatan Tempursari.
Kata Kompol Khusnul, Tim Konselor Polres Lumajang ada Aipda Rahmad Ari Wibowo dan Briptu Andika Almuhaimin yang didampingi oleh Kasubbag Kecamatan Tempursari dan Bhabinkamtibmas Desa Kaliuling menuju ketempat warga terdampak gempa.
“Sasaran awal ini untuk warga yang diduga mengalami trauma akibat kejadian gempa,” katanya kepada media ini.
Dalam kegiatan ini menurut Kompol Khusnul, Tim Konselor melakukan pendekatan terhadap warga yang trauma akibat gempa dengan cara mengajak berkomunikasi untuk meringankan beban trauma.
“Tim konselor memberikan himbauan terhadap 9 ibu hamil agar ibu hamil atau keluarganya mengutamakan keselamatan ibu hamil dan anak yang dikandung,” terangnya.
Selain itu, Tim Konselor ini, kata Kompol Khusnul juga mengajak warga yang terdampak untuk kerja bakti membersihkan puing-puing reruntuhan rumah secara bergotong royong.
“Selain itu mereka juga memberikan motivasi kepada warga terdampak agar tetap tenang dan selalu waspada serta selalu berkomunikasi dengan tim penanggulangan bencana,” ungkapnya lagi.
Lebih lanjut ia menambahkan, dari hasil kegiatan terlihat warga terdampak gempa telah terpantau mulai bisa adaptasi dengan keadaan. Dan warga bersemangat untuk membersihkan dan membenahi rumahnya yang rusak akibat gempa.
“Warga ditenda darurat memulai aktivitasnya dengan menerima bantuan logistik dan mengelola untuk digunakan mencukupi kebutuhan sehari-hari, dan anak-anak sudah berani keluar rumah untuk bermain,” ujarnya.
Sementara itu, kata Paur Subbag Humas Polres Lumajang, Ipda Andrias Shinta menambahkan bahwa selama kegiatan tersebut Tim Konselor masih menemukan ada beberapa warga yang merasa trauma dan tidak berani menempati tempat tinggalnya dan meminta untuk di relokasi dikarenakan tanah dirumahnya rusak dikhawatirkan longsor.
“Ada juga warga yang tidak mau menempati tenda pengungsian karena enggan meninggalkan tempat tinggalnya dan akses menuju lokasi pengungsian sangat jauh,” terangnya.
Kegiatan ini, kata Ipda Shinta, akan berlangsung selama dua hari mulai dari kemarin, dan akan dilaksanakan kembali kedepannya dengan menggandeng Tim Trauma Healing instansi terkait.(fuad)