Lumajang, seblang.com – Perempuan di masa pandemi Covid-19 saat ini memiliki peran yang sangat penting dalam menopang ekonomi keluarga.
Dari pantauan awak media di lapangan, dalam keadaan mendesak seperti saat ini, banyak para suami terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dari tempatnya bekerja. Maka dari itu, mau tak mau perempuan menjadi penopang atau tulang punggung keluarga.
“Dalam kondisi krisis seperti saat ini, perempuan harus menunjukkan kemampuannya agar ekonomi keluarga dapat terus bangkit,” kata Ketua Perempuan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Lumajang, Ratna Dewi kepada media ini.
Pada organisasi perempuan yang dipimpinnya, disampaikan juga akan memberikan pelatihan kewirausahaan, agar perempuan dapat berwirausaha dengan baik, memenuhi kebutuhan keluarganya.
“Kami nanti akan mencoba memberikan pelatihan kewirausahaan pada anggota dan perempuan di Kabupaten Lumajang, sepanjang pandemi Covid-19,” paparnya lagi.
Dari hasil pelatihan tersebut, kata Ratna, diharapkan banyak perempuan yang bisa merasakan manfaatnya. Yang mana, diutarakan Ratna, mereka tidak hanya bisa berjualan secara offline, namun bisa juga berjualan secara online dengan memanfaatkan aplikasi marketplace.
“Selain membangun usaha, banyak juga perempuan di desa pada saat situasi seperti ini yang menjadi penggerak lumbung pangan dengan menanam berbagai macam sayuran dan tanaman obat yang kemudian diolah menjadi minuman herbal,” jelasnya lagi.
Dalam kesempatan itu, Ratna juga berpesan kepada para perempuan Lumajang, agar cerdas secara kodrat, cerdas tradisi, cerdas sosial, dan cerdas profesi.
Sebagai perempuan, dikatakan salah satu pengurus PKK RW 10 Kelurahan Tompokersan, Rochimawati, harus mengetahui bahwa kodrat sebagai perempuan yakni melahirkan, menstruasi dan menyusui, tapi secara fungsi gender kita sama dengan lelaki.
Jika sebelum Covid-19, banyak sekali yang berbicara revolusi industri 4.0 dan disrupsinya, tapi jarang sekali yang berbicara revolusi industri 5.0.
“Era ini lebih maju lagi karena terjadi interaksi antara manusia dengan mesin,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Atiek berpesan agar perempuan dapat memiliki kompetensi abad 21 (komunikasi, kolaborasi, kemampuan berpikir kritis, dan kreativitas serta inovasi) agar dapat beradaptasi dengan revolusi industri 5.0 yang ada di depan mata.
“Dalam masa sekarang, kami juga ikut mendampingi para ibu-ibu pelaku UKM/IKM dalam memasarkan produknya melalui Mitra Nusa,” pungkasnya. (fuad)